KEHADIRAN ORGANISASI AKSI CEPAT TANGGAP (ACT) DALAM MENANGGULANGI MASALAH KEMANUSIAAN
Isu kemanusiaan menjadi isu yang seringkali muncul dalam berbagai macam topik pembahasan mengenai permasalahan yang terjadi di dunia. Hal ini dikarenakan aspek kemanusiaan sangat rentan terkena pengaruh atas terjadinya fenomena-fenomena yang berdampak langsung terhadap masyarakat, seperti terjadinya konflik, bencana alam, kemiskinan, perang, dan lain sebagainya. Dalam beberapa dekade terakhir, khususnya setelah Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet berakhir, konflik memiliki porsi terbesar sebagai penyebab munculnya masalah kemanusiaan, di atas fenomena-fenomena lain. Contohnya seperti konflik Yaman, konflik Israel-Palestina, dan yang paling baru adalah konflik yang terjadi di negara Suriah. Terjadinya konflik, khususnya konflik bersenjata, dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat sipil, seperti kematian, terputusnya akses terhadap kesehatan dan air bersih, serta kelaparan yang disebabkan oleh hancurnya fasilitas-fasilitas umum di daerah konflik.
Semakin banyak terjadinya konflik yang mengakibatkan masalah kemanusiaan di dunia memaksa berbagai pihak untuk ikut turun tangan mengatasinya. Berbagai macam organisasi bantuan berdiri untuk memberikan sumbangsih menangani masalah yang terjadi. Organisasi-organisasi tersebut memberikan bantuannya dalam bermacam-macam bentuk, seperti pelayanan kesehatan, penyaluran dana bantuan, dan pengiriman bahan makanan. Salah satu organisasi yang berjalan di bidang kemanusiaan di Indonesia adalah organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT).
ACT merupakan lembaga yang pada awalnya hanya menjalankan program pemulihan pasca terjadi bencana alam yang terjadi di Indonesia. Mereka mengirimkan bantuan serta sukarelawan dalam membantu memulihkan kondisi di lokasi bencana. Namun pada tahun 2010, ACT berubah menjadi lembaga kemanusiaan sehingga jangkauannya menjadi lebih luas dan mengglobal. Tujuan didirikannya ACT dalam bidang kemanusiaan adalah humanity yang akan memunculkan philanthropy dan volunteer. Sebagai wujud dari penerapan tujuannya, ACT mengembangkan 3 brand yang dimiliki yaitu Global Waqaf, Global Zakat, dan Global Qurban. Namun sebagai catatan, bahwa ACT tidak menerima zakat berupa zakat fitrah, namun hanya menerima zakat mal. Selanjutnya, bantuan-bantuan yang masuk melalui 3 brand tersebut akan didistribusikan ke berbagai tempat di seluruh dunia.
ACT sebagai lembaga kemanusiaan telah banyak menyalurkan bantuan ke berbagai tempat di seluruh dunia, khususnya di negara-negara konflik dan daerah yang baru saja terkena bencana. Di daerah terdampak bencana, selain mengirimkan bantuan berupa barang dan bahan makanan, ACT juga mengirimkan sukarelawan untuk membantu berbagai macam usaha pemulihan daerah tersebut, seperti yang dilakukan pada saat terjadi gempa Lombok dan tsunami Palu. Di lingkup internasional, ACT telah banyak memberikan bantuan di berbagai negara. Bantuan-bantuan yang diberikan seperti membangun pabrik roti di Turki untuk disalurkan kepada pengungsi Suriah, dan mengirimkan 2 ton beras serta berbagai macam sembako; mendirikan shelter dan memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya; dan membantu para pengungsi Uighur yang melarikan diri ke Turki. Sejumlah besar dana yang masuk ke ACT disalurkan kepada warga Palestina, yang mana Palestina sedang menghadapi konflik yang tak berkesudahan. Di sana ACT membangun rumah sakit, membangun dapur umum, distribusi air bersih, dan mengirimkan kapal kemanusiaan yang mengangkut sembako dan winter aid untuk persiapan warga Palestina menghadapi musim dingin.
Sebagai lembaga yang berada di dalam wilayah negara Indonesia yang mengirimkan bantuan ke negara luar, maka ACT akan menjadi wajah Indonesia di lingkup internasional. Keberadaan dan segala bantuan yang disalurkan ACT menjadi tanda bahwa masyarakat dan negara Indonesia memiliki kepedulian terhadap isu-isu kemanusiaan serta memiliki tindakan konkret untuk menanggulanginya.
Reporter : Aron Ali Alfany
Staff Divisi Riset dan Data KOIN 2018/2019
Opmerkingen