Reporter : Sofyan Dwi Fathurrahman
Pada kesempatan kali ini, KSM KOIN melaksanakan Kegiatan Bedah Film dengan judul film ‘The Pianist’.Kegiatan dimulai pukul 19.00 dan selesai pada pukul 22.00 di Lab Organisasi Internasional pada tanggal 10 Maret 2020 yang diikuti oleh seluruh anggota KOIN. Tujuan dari kegiatan bedah film adalah untuk meningkatkan wawasan para anggota KOIN dan sekaligus sebagai refreshing di sela – sela kegiatan program kerja maupun aktivitas kuliah yang begitu padat.
Gambar 1.1 : Cover Film The Pianist
Cerita film ini dimulai pada September 1939 ketika seorang pianis keturunan Yahudi-Polandia,Wladysław Szpilman sedang bermain piano di stasiun radio di Warsawa yang tidak lama kemudian stasiun tersebut dibom oleh Jerman Nazi. Tidak lama kemudian,Britania Raya menyatakan perang terhadap Nazi Jerman. Selama peperangan berlangsung lebih dari sebulan, dengan tentara Jerman menyerang Polandia di berbagai wilayah. Warsawa menjadi bagian dari daerah yang dikuasai oleh Nazi. Diskriminasi mulai terjadi dimana orang-orang Yahudi segera dilarang untuk bekerja atau berwirausaha dan dipaksa memakai ban lengan bergambar bintang daud biru.
November 1940, Władysław dan seluruh orang yahudi dipaksa meninggalkan rumah mereka ke Ghetto Warsawa yang kumuh serta kondisi yang semakin memburuk. Orang-orang kelaparan, pasukan penjaga semakin kejam dan anak-anak yang kelaparan ditinggalkan di jalan-jalan. Satu malam, keluarga Władysław melihat tentara Nazi membunuh seluruh keluarga di sebuah apartemen di seberang jalan yang membuat mereka semakin ketakutan akan kekejaman Nazi.
Pada Agustus 1942, Władysław dan keluarganya dibawa ke kamp pemusnahan. Namun, seorang teman di Kepolisian Ghetto Yahudi mengenal dekat Władysław dan memisahkannya dari keluarganya agar tidak dibawa ke gerbong menuju pemusnahan. Władysław menjadi budak pesuruh dan mengetahui tentang akan terjadinya pemberontakan Yahudi yang segera dilakukan. Ia membantu pemberontakan dengan menyelundupkan senjata ke ghetto yang diselundupkannya di kantung berisi kentang untuk menghindari seorang penjaga yang mencurigakan. Władysław akhirnya berhasil melarikan diri dan bersembunyi dengan bantuan seorang teman non-Yahudi, Andrzej Bogucki, dan istrinya, Janina. Hingga akhirnya Wladyslaw dapat tinggal di Apartemen milik mereka untuk sementara.
Gambar 1.2 : Wladyslaw yang kebingungan mencari keluarganya
April 1943, Władysław melihat dari jendela ketika pemberontakan Ghetto Warsawa, yang dibantu olehnya berakhir gagal. Seorang tetangga apartemen itu menemukan Władysław di apartemen, ia terpaksa melarikan diri ke tempat persembunyian kedua, di sebuah apartemen baru yang memiliki piano di dalamnya, namun ia terpaksa harus diam serta ia mulai menderita penyakit kuning.
Agustus 1944, saat pemberontakan di Warsawa, sebuah pasukan menyerang bangunan Jerman di seberang jalan dari tempat persembunyian Władysław. Sebuah tank menyerang apartemen dan memaksanya keluar melarikan diri. Selama bulan-bulan berikutnya, Warsawa semakin hancur. Władysław ditinggalkan sendirian untuk mencari tempat berlindung dan persediaan di antara reruntuhan. Ia akhirnya pergi ke sebuah rumah di mana ia menemukan sekaleng makanan. Saat ia mencoba membuka kaleng tersebut, tiba-tiba saja ia ditemukan oleh petugas Wehrmacht, Wilm Hosenfeld yang mengetahui bahwa Władysław adalah seorang pianis. Ia meminta Władysław untuk bermain piano di rumah tersebut. Władysław yang sudah tua memainkan "Ballade in G minor". Wilm membiarkan Władysław bersembunyi di loteng rumah kosong. Dari persembunyian itulah, Władysław secara teratur diberikan makanan oleh petugas Jerman.
Pada bulan Januari 1945, Jerman mulai mundur dari Warsawa karena serangan Soviet. Untuk terakhir kalinya Wilm bertemu Władysław dan berjanji bahwa ia akan mendengarkannya di Radio Polandia setelah perang. Ia memberikan Władysław mantel Nazinya agar tetap hangat dan pergi. Pada musim semi tahun 1945, Jerman tumbang dan Polandia telah kembali seperti semula. semua mantan tahanan kamp konsentrasi Nazi melewati sebuah kamp tahanan perang Soviet yang menahan tentara Jerman yang ditangkap dan menghina balik mereka. Wilm, yang termasuk di antara mereka yang ditangkap, bertanya kepada karir seorang mantan tahanan kamp Nazi apakah ia seorang pemain biola. Wilm bertanya kepada pemain biola itu jika ia mengenal Władysław, di mana ia membenarkannya. Wilm berharap agar Władysław membalas kebaikannya dengan membantu membebaskannya namun ia tak mendengar dengan jelas namanya. Beberapa waktu kemudian, pemain biola itu membawa Władysław kembali ke tempat kejadian semula, tetapi mereka menemukan bahwa tempat itu telah ditinggalkan.
Kemudian, Władysław bekerja di Radio Polandia dan memainkan piano kepada penonton yang banyak dan bergengsi. Film berakhir dengan pernyataan bahwa Władysław meninggal pada tahun 2000 di usia 88 tahun, sementara Wilm meninggal di tahanan Soviet pada tahun 1952
Dari film ini kita belajar untuk jangan mudah menyerah dalam hidup walau dalam keadaan mendesak sekalipun. Layaknya Wladyslaw yang terus berusaha untuk hidup walau nyawanya bisa saja melayang kapanpun tapi ia tidak menyerah pada dunia. Dan bekerjalah dengan sepenuh hati. Wladyslaw seorang pianis handal yang memainkan musiknya dengan sepenuh hati sehingga orang-orang mencintainya serta dikenal oleh banyak orang yang bisa membantunya lolos dari kejaran Nazi. Serta teruslah berbuat baik pada siapapun,tanpa melihat ras,agama,suku,golongan mana orang yang kita tolong. Dapat dilihat dari bagaimana orang-orang non-Yahudi yang membantu Wladyslaw dalam bersembunyi dari kejaran Jerman tanpa melihat latar belakang Wladyslaw yang seorang Yahudi.
Comments