Oleh : Gabrielle Kabei
Pada tanggal 04 November 2020, KSM Kajian Organisasi Internasional (KOIN) telah berhasil melaksanakan kegiatan IOSTALK dengan tema A sustainable Movement to #ENDViolence Against Children in Indonesia. Tema ini diangkat dari banyaknya pemberitaan mengenai kasus kekerasan terhadap anak. Di Indonesia, kasus kekerasan terhadap anak masih sangat jarang dilaporkan. Hal ini dikarenakan oleh pola pikir yang tidak ingin ikut campur dalam masalah keluarga lain dan kurangnya kepedulian di lingkungan masyarakat. Maka dari itu, untuk menunjukan rasa kepedulian terhadap isu ini, KSM KOIN melalui IOSTALK ini berusaha untuk menunjukan pentingnya penanganan dan kepedulian masyarakat terhadap kasus ini. IOSTALK kemudian membahas mengenai bagaimana langkah berkelanjutan yang dapat diambil melihat kasus kekerasan yang terus terjadi di Indonesia.
Gambar 1.1 : Logo IOS Talkshow & Competition 2020
IOSTALK kali ini dihadiri oleh 3 pembicara hebat, yaitu Dra Valentina Gintings, M.Si, selaku asisten deputi Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Ekspolitasi – Kementrian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Zubedy Koteng dari Child Protection Advisor – Save the Children International), dan Dr. Machya Astuti Dewi, M.Si dari UPN Veteran Yogyakarta. Talkshow kemudian dipandu oleh Lucky Kardanardi, S.IP.
Dalam kesempatannya, Ibu Machya menjelaskan bahwa upaya melindungi kekerasan terhadap anak merupakan salah satu upaya untuk turut serta dalam kegiatan bela negara. Selain itu, Kasus kekerasan terhadap anak sendiri mendapatkan perhatian yang cukup besar dari organisasi-organisasi internasional. Ada banyak contoh dimana organisasi internasional membantu mengatasi kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia, seperti UNICEF yang terus beroperasi di Indonesia dan juga UU terhadap kekerasan anak yang lahir dari pengaruh organisasi internasional. Pemerintah Indonesia sendiri juga sudah berusaha mengadopsi konvensi hak-hak anak dalam menguatkan produk hukum tersebut. Namun, Menurut Bu Machya sendiri kembali lagi penting bagi pemerintah maupun masyarakat untuk mengimplementasikan dan melakukan langkah-langkah nyata dalam menanggulangi kekerasan terhadap anak. Solusi yang disampaikan Beliau adalah bahwa semua aktor harus berjalan bersamaan. Mulai dari Pemerintah yang mengeluarkan kebijakan terkait perlindungan anak, lalu organisasi internasional yang memiliki peran penting dalam mendukung pemerintah dan implementasinya karena hal yang paling penting disini adalah merubah mindset setiap orang terhadap hak anak. Selain itu, beliau mengharapkan agar mahasiswa juga berkontribusi dalam menyadarkan masyarakat tentang hak-hak anak.
Gambar 1.2 : Dokumentasi IOSTalk 2020, dari kiri atas searah jarum jam: Bapak Zubedy Koteng, Ibu Machya Astuti Dewi, Kak Lucky Kardanardi, dan Ibu Valentina Gintings
Dilanjutkan oleh Bu Valentina yang membahas mengenai kebijakan perlindungan anak dalam menurunkan angka kekerasan. Materi kemudian di buka oleh data-data terkait kasus-kasus kekerasan yang terjadi terhadap anak. Tercatat bahwa dari 1 Januari 2020 – 30 Oktober 2020, ada 7.146 kasus kekerasan seksual terhadap anak. Selain itu, menurut survey, 70% pelaku kekerasan merupakan teman atau sebaya korban kekerasan yang berarti bahwa kasus kekerasan dilakukan oleh orang yang dekat dengan korban. Maka, ada banyak dampak yang dihasilkan dari kekerasan anak, seperti Trauma, pendendam, putus sekolah, dan lain-lain. Ibu Valentina juga berpendapat bahwa mendidik anak harus dimulai sejak dini, karena seorang anak bentuk dari orang tuanya dan karateristik lingkungannya. Pemerintah juga sebagai aktor negara tidak bisa mengintervensi kedalam keluarga. Maka dalam hal ini, Pemerintah hanya bisa berusaha untuk membentuk kebijakan dalam mengatas kebijakan perlindungan kekerasan terhadap anak. Sebagai contoh, pemerintah melakukan pengasuhan alternatif (seorang anak diambil alih oleh negara) jika keluarga tidak bisa mengasuh anaknya. Lalu, Bu Valentina juga menuturkan terkait pentingnya disiplin positif dalam pengasuhan anak. Selain itu, pemerintah juga sedang merancangan terkait langkah pengasuhan anak yang diharapkan dapat menjadi langkah berkelanjutan bagi penanganan kasus kekerasan terhadap anak.
Pembicara terakhir, Bapak Zubedy Koteng ikut turut andil dalam menyatakan pentingnya perlindungan terhadap anak. ada 3 Strategi respon penting juga yang menjadi dasar bergeraknya Save the Children. Ketiga strategi ini adalah perlindungan terhadap anak yang terpisah dan tanpa pendamping, kebutuhan anak-anak tersebut dan bagaimana memperkuat sistem perlindungan anak. Dalam melindungi hak-hak anak, ada banyak juga tantangan yang dihadapi oleh Save the Children, seperti dalam menanggapi permasalahan terhadap kasus kekerasan terhadap anak dimulai dari mengadvokasi kebijakan pemerintah, layanan-layanan yang kurang tersedia dan kurangnya respon masyarakat. Maka, dalam menanggapi persoalan ini, Bapak Zubedy menyarankan perlunya satgas perlindungan anak di sekolah-sekolah. Satgas ini sendiri juga sudah dikembangkan di daerah Kupang demi penguatan literasi dan upaya untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak-anak.
IOSTALK kemudian ditutup dengan banyak pertanyaan menarik yang disampaikan oleh para peserta dan kesimpulan dari 3 pembicara dan 1 moderator hebat kita dengan berbagai bentuk upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kasus kekerasan terhadap anak.
Comentários