Ledakan bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya (13/5/2018) pagi di saat banyak jemaah beribadah. Para tersangka pelaku sekeluarga terdiri atas ayah ibu dan empat anaknya berusia 9 hingga 18 tahun. Minggu malam juga terjadi ledakan di tempat berbeda di sebuah rumah susun di Wonocolo, Sidoarjo. Bahkan ledakan bom juga kembali terjadi di depan Markas Besar Kepolisian Surabaya pada (14/5/2018) pagi ini.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Uni Eropa (UE) mengutuk keras teror bom terhadap gereja-gereja di Surabaya. (14/5/2018) . Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres bahkan menggunakan istilah yang terkeras dalam bahasa diplomasi, yakni appalled atau jijik, karena pelaku melibatkan anak-anak dalam aksinya. Beliau juga menyampaikan belasungkawa kepada korban dan mengharapkan para korban luka-luka segera pulih serta menegaskan kembali dukungan PBB kepada pemerintah dan rakyat Indonesia dalam memerangi dan mencegah terorisme, dan ekstremisme kekerasan, termasuk melalui promosi pluralisme, moderasi dan toleransi.
Hal senada juga disampaikan Uni Eropa. Lewat situs resminya juru bicara Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa, Maja Kocijancic menyatakan belasungkawa. Beliau menegaskan bahwa serangan terhadap komunitas saat beribadah bertentangan dengan budaya dan tradisi kerukunan antar-agama dan keberagaman agama di Indonesia, yang menjadi sumber insprasi bagi banyak orang di seluruh dunia, terutama di masa-masa ketegangan saat ini.Uni Eropa berkomitmen akan terus bekerja sama erat dengan Indonesia dalam upaya melawan terorisme dan radikalisasi.
(CNN Indonesia)
Comments