top of page
Writer's pictureadmin

TIDAK MEMILIKI NIATAN PERANG, NATO RAGUKAN NIATAN RUSIA ATAS UKRAINA

Updated: May 6, 2021

Oleh : Divisi Riset dan Data



Amerika Serikat pada Hari Kamis, 8 April 2021 waktu setempat, meyakini bahwa Rusia telah menempatkan cukup banyak tentara di wilayah timur perbatasannya dengan Ukraina. Dari total 80 ribu personil, 40 ribu ditempatkan di perbatasan timur Ukraina dan sisanya di Krimea. Penempatan 80 ribu tentara tersebut bukan tanpa perlengkapan. Mereka juga dipersenjatai artileri, tank, serta mobil baja. Secara penampilan, mereka terlihat ingin berperang. Ukraina khawatir penempatan tersebut untuk mendukung kelompok separatis pro-Rusia yang berada di dua lokasi, Donetsk dan Luhansk. Sebab, meski gencatan senjata diteken Juli lalu, kelompok separatis masih kerap bertempur dengan penjaga-penjaga perbatasan Ukraina. Per minggu kemarin, Ukraina melaporkan bahwa terdapat 27 tentara mereka tewas dibunuh kelompok separatis.


Untuk mendapat kejelasan, Ukraina telah meminta informasi ke Rusia. Namun, menurut keterangan Ukraina, Rusia enggan memberikan informasi yang substansial. Sementara itu, Rusia menyatakan mereka tidak ada niatan berperang dan penempatan pasukan di perbatasan lebih untuk keamanan atau latihan militer. Walau begitu, mereka mengancam tidak akan tinggal diam jika terjadi sesuatu pada tentara separatis pro-Rusia di Ukraina.

Rusia juga dicurigai telah mendukung perampasan wilayah oleh kelompok separatis di sana sehingga membuat Amerika Serikat khawatir. Amerika Serikat sedang mendiskusikan kekhawatirannya dengan sekutu-sekutu NATO. Kekhawatiran Amerika Serikat meningkat dengan naiknya eskalasi Rusia di wilayah timur Ukraina, termasuk mengerahkan pasukan militer Rusia ke wilayah perbatasan negara itu dengan Ukraina. NATO, menyakini Rusia sengaja mengkonsentrasikan puluhan ribu tentaranya di perbatasan Ukraina dan Krimea untuk memicu perang di sana. Dengan begitu, Rusia bisa mengambil alih wilayah yang diduki kelompok separatis pro Kremlin.

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, meminta Rusia untuk segera menarik mundur pasukannya jika memang tidak memiliki niat untuk berperang. Menurutnya, penampatan puluhan ribu tentara Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina dan Krimea tidak beralasan dan jelas terlihat mereka pasukan yang siap bertempur.


Merespon kecaman dari NATO, Deputi Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov balik menuduh NATO dan Amerika lah yang berusaha mencari gara-gara dengan Rusia. Menurutnya, kedua pihak membuat Ukraina menjadi ancaman terhadap Rusia dengan meningkatkan suplai persenjataan ke sana. Sementara itu, menurut laporan Reuters, Rusia telah mengirimkan pesan ke NATO dan Amerika untuk tidak mengambil langkah apapun yang menimbulkan eskalasi. Hal itu mulai dari pengiriman kapal perang ke Laut Hitam (dekat Ukraina) ataupun memberikan sanksi ke Rusia.




REFERENSI :

71 views0 comments

Comentários


bottom of page