top of page
Writer's pictureadmin

Turki Boikot Produk Prancis, Peluang Turki Bergabung dengan Uni Eropa Semakin Sulit

Oleh : Septini Manik


Turki melamar untuk bergabung dengan Komunitas Ekonomi Eropa pada tahun 1987 dan memulai negosiasi akses resmi ke Uni Eropa pada tahun 2005 tetapi pembicaraan tersebut dianggap terhenti. Protes meletus di beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim setelah Presiden Emmanuel Macron membela hak kartunis untuk membuat karikatur pemimpin agama setelah pembunuhan seorang guru Prancis. Guru sejarah, Samuel Paty terbunuh di jalan pada 16 Oktober 2020 setelah kampanye media sosial mengkritiknya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswa selama pelajaran tentang kebebasan berbicara.


Gambar 1.1 : Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Baru-baru ini juga pernyataan yang dilontarkan Presiden Prancis Emmanuel Macron mendapat kecaman. Emmanuel Macron diduga menghina agama islam. Hal ini menimbulkan kontroversi pada hubungan antar negara. Salah satunya adalah Turki. Pada 26 Oktober 2020, Erdogan menyatakan bahwa Turki untuk memboikot barang-barang Prancis. Prancis meminta bantuan Uni Eropa terkait dengan ketegangan dengan Turki.


Poin Kunci :

  1. Menanggapi pernyataan Erdogan, Prancis menarik duta besarnya dari Turki dan mengecam pernyataan kasar presiden Turki.

  2. Komisi Uni Eropa memperingatkan bahwa peluang Turki untuk bergabung menjadi anggota Uni Eropa akan semakin jauh dari sebelumnya.

  3. Juru bicara Komisi Eropa menyatakan bahwa pemboikotan produk dari salah satu negara Uni Eropa merupakan langkah kontra produktif karena bertentangan dengan semangat kewajiban ini dan akan membawa Turki lebih jauh dari Uni Eropa.

  4. Pada pertemuan puncak awal November, negara-negara anggota Uni Eropa setuju untuk meninjau perilaku Turki pada bulan Desember dan akan mengancam menjatuhkan sanksi jika provokasi Erdogan tidak berhenti.

Sumber :







19 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page