top of page
Writer's picturevisualpublikasi202

Peran UN Women dalam Upaya Melindungi Hak Perempuan dalam Konflik di Gaza by Nisa


Konflik di jalur Gaza telah dimulai sejak puluhan tahun lalu. Skala konflik antara Palestina

dan Israel ini mengalami fluktuasi dan konflik tersebut mengalami eskalasi menjadi genosida

sejak peristiwa pada 7 Oktober 2023. Peristiwa kemanusiaan yang panjang ini

mempengaruhi warga sipil, tidak pandang gender dan tidak pandang usia. Anak-anak dan

perempuan di Gaza mengalami kesulitan yang tidak dapat dibayangkan selama bertahun-

tahun.


UN Women, sebagai organisasi internasional yang bersinggungan langsung dengan isu-isu

terkait hak perempuan di seluruh dunia, sepenuhnya sadar akan permasalahan yang

perempuan Gaza hadapi. Selama bertahun-tahun perempuan di Palestina, termasuk Gaza,

telah menghadapi diskriminasi gender struktural (UN Women, 2023). Hal ini karena undang-

undang di Palestina yang menganggap perempuan berada di bawah perlindungan dan

perwalian laki-laki, dan hal tersebut memicu peningkatan risiko perempuan terhadap

kekerasan berbasis gender. Keadaan ini diperburuk oleh konflik yang melanda Gaza.


Sebelum 7 Oktober 2023, UN Women Palestina melaporkan bahwa 2,1 juta warga Palestina

di seluruh OPT (Occupied Palestinian Territory) diperkirakan akan membutuhkan bantuan

kemanusiaan. Sekitar 49,2 % diantara dua juta lebih di jiwa tersebut merupakan perempuan

dengan persentase perempuan berusia di bawah 18 tahun berada di angka 24 %, dan

perempuan usia 18-65 tahun mencapai 23,7 %, dan sisanya yang berusia di atas 65 tahun

mencapai 1,5 %. (UN Women, 2024) 1


Setelah serangan terjadi, tepatnya pada 9 Oktober, Gaza mengalami “pengepungan total”.

Pemerintah Israel memutus sambungan air, listrik, dan bahan bakar, serta menahan segala

bentuk bantuan ke Gaza. Hingga 6 September 2024, korban tewas di Gaza menyentuh angka

40.939 jiwa yang mana 70 % diantaranya adalah perempuan dan anak-anak. (UN Women,

2024) Mereka yang berhasil bertahan hidup juga tidak luput dari kesulitan. Mereka terpaksa

mengungsi di kamp pengungsian yang penuh sesak serta tidak memberikan privasi bagi

perempuan dan anak perempuan. Perempuan menyusui dan perempuan muda terdampak

parah karena akses terhadap makanan dan air yang sangat terbatas. Mereka juga

menghadapi masalah sanitasi yang tidak menyediakan akses ke jamban serta fasilitas aman

dan memadai untuk mandi bagi perempuan dan anak perempuan. Kebersihan menstruasi

perempuan dan anak perempuan juga terganggu. (UN Women, 2024) 2


UN Women berupaya untuk memberikan bantuan dengan cara aktif menyebarkan informasi

terkait krisis yang terjadi melalui laporan ‘Gender Alerts’ yang mereka publikasikan secara

berkala. Hal ini penting untuk dilakukan karena penyebaran informasi berupa fakta terkini

diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap apa yang dihadapi

perempuan di Gaza. Selain itu UN Women juga menganalisa permasalahan gender dan

memastikan bahwa hal tersebut akan diutamakan serta menjadi fokus permasalahan sendiri

yang setara dengan isi lainnya melalui Flash Appeal. (UN Women, 2023) 3 Flash Appeal ini

diperlukan karena perempuan di Gaza yang telah mengalami diskriminasi gender akibat

sistem yang ada akan sangat rentan tersisihkan di tengah krisis kemanusiaan yang sedang

terjadi.


UN Women juga menggalang donasi melalui platform mereka untuk perempuan di Gaza dan

bekerja sama dengan WLO (Women-led Organisations) di Palestina. Kerjasama tersebut

telah berhasil memberikan bantuan darurat kepada lebih dari 36.000 orang, terutama

perempuan dan anak perempuan, di Gaza dan West Bank. Sebanyak 17.372 perempuan dan

anak-anak juga berhasil menerima perlengkapan darurat yang didistribusikan melalui

kerjasama tersebut, beberapa di antaranya termasuk alat bantu, obat-obatan, pakaian, dan

makanan. UN Women juga mendukung WLO yang ada untuk memberi konseling psikososial

melalui klinik keliling, yang menjangkau 16.915 perempuan dan anak perempuan di Gaza

dan West Bank. UN Women dan WLO yang menjadi mitra juga telah mendistribusikan 2.300 paket pakaian musim dingin kepada perempuan dan anak perempuan yang mengungsi di

Rafah dan Khan Younis.


UN Women mendukung penguatan kelembagaan dan kapasitas WLO yang ada melalui dana

kecil, dan telah berupaya untuk mempromosikan kepemimpinan para perempuan tersebut

dalam aksi kemanusiaan. Dalam kemitraan dengan WLO, UN Women terus memperkuat

suara perempuan yang terdampak perang di Gaza dan eskalasi di West Bank,

mendokumentasikan kisah mereka, dan mengadvokasi partisipasi mereka dalam aksi

kemanusiaan, bantuan, dan upaya pemulihan. (UN Women, 2024) 4


UN Women menggunakan platform mereka untuk menyerukan gencatan senjata

kemanusiaan segera, dan pembebasan semua sandera tanpa syarat, agar upaya yang

dilakukan untuk memastikan perlindungan perempuan dan anak perempuan serta akses

aman terhadap bantuan kemanusiaan dapat cepat terlaksana, tanpa hambatan, dan

responsif gender.


Upaya yang telah dilakukan UN Women untuk membantu krisis yang dihadapi perempuan di

Gaza adalah upaya terbaik yang saat ini dapat UN Women lakukan. Permasalahan terkait

hak perempuan tidak lagi pada level yang berkaitan dengan status mereka yang lebih

rendah dari laki-laki, namun sudah menyangkut kesehatan dan mengancam jiwa perempuan

dan anak-anak di Gaza. Semua itu berakar dari konflik yang sedang berlangsung antara dua

negara sehingga isi gender di Gaza menjadi sangat kompleks dan perlu penanganan yang

hati-hati. UN Women memang merupakan organisasi internasional, namun tetap saja UN

Women tidak memiliki kuasa penuh untuk mengintervensi permasalahan yang terjadi antar

negara tersebut. Penggalangan donasi hingga kerjasama yang UN Women lakukan dengan

WLO di Palestina adalah langkah yang bijaksana untuk membantu dan memberikan

dukungan pada perempuan Gaza ketika UN Women ada pada posisi yang tidak

memungkinkan untuk seketika menghentikan akar masalah utama bagi perempuan Gaza,

yaitu serangan Israel yang saat ini sedang terjadi.

9 views0 comments

Comentarios


bottom of page