[KOIN REPORT]
NgoPi x Bukber: “Keterlibatan UNHCR Dalam Masalah Pengungsi Rohingya”
KOIN REPORT BUKA BERSAMA (BUKBER)
Bukber merupakan program kerja dari Divisi Komunikasi dan Jaringan yang bertujuan
untuk melaksanakan buka puasa bersama anggota KSM KOIN sebagai bentuk dari kegiatan
bonding antar anggota, mempererat tali silaturahmi, dan juga sebagai sarana untuk berkumpul
bagi anggota KSM KOIN. Program kerja Buka Bersama dilaksanakan selama satu tahun sekali
pada tiap bulan Ramadhan. Pada hari Sabtu, 18 Maret 2024 tepatnya pukul 17.00 WIB
bertempat di Alesha Bistro Cafe, anggota KSM KOIN melaksanakan program kerja Bukber atau
Buka Bersama.
Pada kegiatan buka bersama tahun ini, Bukber dilakukan setelah anggota KSM KOIN
melaksanakan proker dari Divisi Pendidikan yaitu "NgoPi" atau Ngobrol Pintar. Setelah "NgoPi"
selesai dilaksanakan, anggota KOIN diberikan sesi bebas untuk melakukan kegiatan yang
diinginkan sendiri. Pada sesi bebas ada yang bermain game bersama, berbincang satu sama
lain, berfoto, bahkan membuat konten video. Anggota KOIN bersenang-senang sembari
menunggu untuk sesi berikutnya. Sampai akhirnya pada pukul 17.15 acara kembali dibuka
dengan Dhani dan Cyndi sebagai pemandu acara atau MC. Beberapa anggota KOIN seperti
Dina, Ikma, dan Rafif diminta untuk menceritakan dan berbagi pengalaman berpuasanya tahun
ini sebagai mahasiswa di Jogja. Setelah itu acara dilanjutkan dengan tukar kado yang sudah
dipersiapkan oleh masing-masing anggota KOIN sebelumnya. Antusiasme anggota KOIN
meningkat karena ketidaksabaran mereka memasuki sesi tukar kado.
Teknis tukar kado dilakukan dengan mengumpulkan kado di Ann dan Julia sebagai PJ
kemudian kado diambil secara acak oleh anggota KOIN yang hadir. Sesi tukar kado berjalan
lancar dengan Devita mendapatkan jackpot berupa voucher gratis uang kas KOIN selama 3
bulan. Anggota KOIN kemudian membuka isi kado yang sudah didapat. Karena waktu
menandakan bahwa adzan maghrib semakin dekat dan makanan yang sudah dipesan
sebelumnya mulai dihidangkan. Dengan menu ayam blackpaper, ayam teriyaki, dan sup ayam,
anggota KSM KOIN menikmati hidangan buka puasa. Setelah selesai berbuka dan
menjalankan ibadah sholat maghrib, anggota KSM KOIN melakukan sesi foto bersama dan
dilanjutkan dengan pulang.
REPORT NGOPI : KETERLIBATAN UNHCR DALAM MASALAH PENGUNGSI
ROHINGYA
Pada Sabtu, 16 Maret 2024 lalu Divisi Pendidikan melaksanakan salah satu proker
rutin mereka yang berupa NGOPI atau Ngobrol Pintar dengan tema “Keterlibatan UNHCR
dalam Masalah Pengungsi Rohingya” yang bertempat di Alesha Bistro. Dalam NGOPI kali
ini, Divisi Pendidikan melakukan kolaborasi dengan Divisi Komjar dengan program Buka
Bersama. Kegiatan NGOPI sendiri dipandu oleh Bintang Fathan selaku moderator dan
berlangsung secara bebas dimana setiap anggota secara bebas menyatakan pendapatnya
setelah mendapat persetujuan dari moderator.
Diskusi ini dimulai dengan pernyataan moderator seputar keterlibatan UNHCR yang
bertugas menangani para pengungsi Rohingya, terutama keterlibatannya di Indonesia. Dalam
beberapa tahun terakhir, pengungsi Rohingya menjadi topik hangat untuk dibicarakan karena
berkaitan dengan isu HAM, tetapi di sisi lain juga dirasa memberatkan negara tujuan
pengungsi, khususnya Indonesia sendiri. Pada tahun 2023 lalu, isu Rohingya memanas
dibicarakan masyarakat Indonesia. Pasalnya, mereka dengan mudahnya memasuki wilayah
negara dan mulai meresahkan warga dengan bertindak tidak sesuai norma dan nilai yang
berlaku di Indonesia. Dari pernyataan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan yang terkait
dengan isu selama NGOPI berlangsung.
Pertanyaan pertama ialah tentang dampak dari bantuan UNHCR sendiri terhadap
kesejahteraan para pengungsi Rohingya. Adapun dampak yang dipaparkan yaitu, UNHCR
bertugas melakukan pengawasan kepada para pengungsi yang berdatangan di Indonesia,
UNHCR juga berperan sebagai tangan kedua atau perantara atas bantuan-bantuan untuk para
pengungsi, serta mendesak Pemerintah Indonesia sebagai negara tujuan para pengungsi untuk
menerima pengungsi Rohingya dan merevisi hukum tentang pengungsi untuk membantu
mereka. Akan tetapi, hal ini juga menimbulkan perdebatan karena pada kenyataannya para
pengungsi yang datang ke Indonesia ini dirasa memiliki banyak tuntutan yang tidak
seharusnya sehingga menimbulkan bentrok dengan warga lokal. Ditilik dari sudut pandang
pemerintah sendiri, mereka harus berhati-hati dalam menerima pengungsi Rohingya karena
dikhawatirkan kehadiran mereka akan menggerus perekonomian dalam negeri.
Dari pertanyaan pertama ini, berkembang pula pertanyaan lanjutan atas langkah
konkrit UNHCR dalam menangani Rohingya di Aceh. UNHCR selain mendesak negara
Indonesia untuk membuka tangan dan merangkul para pengungsi Rohingya, organisasi ini
juga mendesak Myanmar sebagai negara asal para pengungsi Rohingya agar segera
menangani isu ini dengan serius karena para pengungsi yang masuk ke Indonesia haruslah
melewati proses panjang dan membahayakan jiwa dan raga serta stabilitas negara penerima.
Dari tahun 2018, UNHCR membantu untuk merelokasikan para pengungsi Rohingya ke
shelter-shelter yang telah mereka sediakan. Namun, shelter yang disediakan di Bangladesh
ditolak oleh para pengungsi Rohingya karena dianggap jauh dari akses-akses kehidupan
sebab lokasinya yang jauh dari pemukiman dan terpencil. Selain itu, terdapat pula isu yang
muncul bahwa sebenarnya para pengungsi Rohingya di Aceh merupakan kiriman dari
Bangladesh. Dan untuk sampai ke Indonesia, mereka harus membayar sejumlah biaya. Kasus
ini pun ditangani Polisi setempat dibantu UNHCR dan didapati tersangka atas penyelundupan
para pengungsi Rohingya.
Tuntutan UNHCR pada Pemerintah Indonesia untuk menerima dan meratifikasi
hukum tentang pengungsi belum diindahkan. Namun, di negara ASEAN sendiri ada beberapa
anggota yang telah meratifikasinya, seperti Filipina, Kamboja, dan Timor Leste. Meskipun
negara-negara tersebut meratifikasi hukum pengungsi, tetapi faktanya sedikit dari mereka
yang menjadi tujuan para pengungsi Rohingya. Filipina pada 2019 pernah menjadi negara
tujuan pengungsi Rohingya dan menjanjikan kehidupan yang layak bagi para pengungsi.
Akan tetapi, pada 2019 justru menjadi tragedi tragis bagi para pengungsi Rohingya di
sepanjang sejarahnya. Pasalnya, untuk sampai di negara Filipina, para pengungsi Rohingya
harus melewati proses yang mengerikan bahkan sampai banyak yang meregang nyawa.
Sesampainya di Filipina pun mereka justru mendapatkan diskriminasi dan hak-hak asasi
mereka menjadi kabur.
Nasib buruk yang harus dilalui para pengungsi Rohingya ini mendapat simpati banyak
pihak tapi juga diwarnai kontra karena kehadiran mereka yang dianggap ilegal serta perilaku
yang ditunjukkan tidak sesuai dengan budaya yang berkembang di lokasi tujuan mereka.
Oleh karena itu, Myanmar selaku negara asal mendapat banyak kecaman dari UNHCR dan
beberapa negara tujuan pengungsi Rohingya. Namun, konflik ini nyatanya masih bertahan
hingga kini karena kurangnya campur tangan negara maju untuk ikut serta menyelesaikannya.
Kemudian, kegiatan NGOPI ini berakhir dengan pernyataan akhir moderator
mengenai cara penanganan permasalahan ini. Dari argumen-argumen anggota KOIN,
disimpulkan bahwa konflik ini membutuhkan kebijaksanaan dari Myanmar karena konflik
dalam negerinya memengaruhi stabilitas negara lain pula. Terselip juga pesan untuk
negara-negara maju agar membantu mengatasi masalah pengungsi Rohingya dan menjamin
hak asasi mereka. Kemudian, para pengungsi Rohingya seharusnya juga mampu
menempatkan diri sebagai pendatang dan harus menyesuaikan diri dengan norma dan nilai
yang tertanam di negara penerima bukannya membuat kekacauan. Berakhirnya sesi
penuturan kesimpulan dari moderator sekaligus menjadi penutup acara NGOPI kali ini.
Kegiatan kemudian disambung dengan bincang-bincang santai lalu dilanjutkan ke proker
berikutnya yaitu, Buka Bersama.
Comments