top of page
Writer's picturevisualpublikasi202

[REPORT] [NgoPi x Bukber] " Keterlibatan UNHCR Dalam Masalah Pengungsi Rohingya


[KOIN REPORT]

NgoPi x Bukber: “Keterlibatan UNHCR Dalam Masalah Pengungsi Rohingya”

 

KOIN REPORT BUKA BERSAMA (BUKBER)

Bukber merupakan program kerja dari Divisi Komunikasi dan Jaringan yang bertujuan

untuk melaksanakan buka puasa bersama anggota KSM KOIN sebagai bentuk dari kegiatan

bonding antar anggota, mempererat tali silaturahmi, dan juga sebagai sarana untuk berkumpul

bagi anggota KSM KOIN. Program kerja Buka Bersama dilaksanakan selama satu tahun sekali

pada tiap bulan Ramadhan. Pada hari Sabtu, 18 Maret 2024 tepatnya pukul 17.00 WIB

bertempat di Alesha Bistro Cafe, anggota KSM KOIN melaksanakan program kerja Bukber atau

Buka Bersama.


Pada kegiatan buka bersama tahun ini, Bukber dilakukan setelah anggota KSM KOIN

melaksanakan proker dari Divisi Pendidikan yaitu "NgoPi" atau Ngobrol Pintar. Setelah "NgoPi"

selesai dilaksanakan, anggota KOIN diberikan sesi bebas untuk melakukan kegiatan yang

diinginkan sendiri. Pada sesi bebas ada yang bermain game bersama, berbincang satu sama

lain, berfoto, bahkan membuat konten video. Anggota KOIN bersenang-senang sembari

menunggu untuk sesi berikutnya. Sampai akhirnya pada pukul 17.15 acara kembali dibuka

dengan Dhani dan Cyndi sebagai pemandu acara atau MC. Beberapa anggota KOIN seperti

Dina, Ikma, dan Rafif diminta untuk menceritakan dan berbagi pengalaman berpuasanya tahun

ini sebagai mahasiswa di Jogja. Setelah itu acara dilanjutkan dengan tukar kado yang sudah

dipersiapkan oleh masing-masing anggota KOIN sebelumnya. Antusiasme anggota KOIN

meningkat karena ketidaksabaran mereka memasuki sesi tukar kado.


Teknis tukar kado dilakukan dengan mengumpulkan kado di Ann dan Julia sebagai PJ

kemudian kado diambil secara acak oleh anggota KOIN yang hadir. Sesi tukar kado berjalan

lancar dengan Devita mendapatkan jackpot berupa voucher gratis uang kas KOIN selama 3

bulan. Anggota KOIN kemudian membuka isi kado yang sudah didapat. Karena waktu

menandakan bahwa adzan maghrib semakin dekat dan makanan yang sudah dipesan

sebelumnya mulai dihidangkan. Dengan menu ayam blackpaper, ayam teriyaki, dan sup ayam,

anggota KSM KOIN menikmati hidangan buka puasa. Setelah selesai berbuka dan

menjalankan ibadah sholat maghrib, anggota KSM KOIN melakukan sesi foto bersama dan

dilanjutkan dengan pulang.


REPORT NGOPI : KETERLIBATAN UNHCR DALAM MASALAH PENGUNGSI

ROHINGYA

Pada Sabtu, 16 Maret 2024 lalu Divisi Pendidikan melaksanakan salah satu proker

rutin mereka yang berupa NGOPI atau Ngobrol Pintar dengan tema “Keterlibatan UNHCR

dalam Masalah Pengungsi Rohingya” yang bertempat di Alesha Bistro. Dalam NGOPI kali

ini, Divisi Pendidikan melakukan kolaborasi dengan Divisi Komjar dengan program Buka

Bersama. Kegiatan NGOPI sendiri dipandu oleh Bintang Fathan selaku moderator dan

berlangsung secara bebas dimana setiap anggota secara bebas menyatakan pendapatnya

setelah mendapat persetujuan dari moderator.

Diskusi ini dimulai dengan pernyataan moderator seputar keterlibatan UNHCR yang

bertugas menangani para pengungsi Rohingya, terutama keterlibatannya di Indonesia. Dalam

beberapa tahun terakhir, pengungsi Rohingya menjadi topik hangat untuk dibicarakan karena

berkaitan dengan isu HAM, tetapi di sisi lain juga dirasa memberatkan negara tujuan

pengungsi, khususnya Indonesia sendiri. Pada tahun 2023 lalu, isu Rohingya memanas

dibicarakan masyarakat Indonesia. Pasalnya, mereka dengan mudahnya memasuki wilayah

negara dan mulai meresahkan warga dengan bertindak tidak sesuai norma dan nilai yang

berlaku di Indonesia. Dari pernyataan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan yang terkait

dengan isu selama NGOPI berlangsung.


Pertanyaan pertama ialah tentang dampak dari bantuan UNHCR sendiri terhadap

kesejahteraan para pengungsi Rohingya. Adapun dampak yang dipaparkan yaitu, UNHCR

bertugas melakukan pengawasan kepada para pengungsi yang berdatangan di Indonesia,

UNHCR juga berperan sebagai tangan kedua atau perantara atas bantuan-bantuan untuk para

pengungsi, serta mendesak Pemerintah Indonesia sebagai negara tujuan para pengungsi untuk

menerima pengungsi Rohingya dan merevisi hukum tentang pengungsi untuk membantu

mereka. Akan tetapi, hal ini juga menimbulkan perdebatan karena pada kenyataannya para

pengungsi yang datang ke Indonesia ini dirasa memiliki banyak tuntutan yang tidak

seharusnya sehingga menimbulkan bentrok dengan warga lokal. Ditilik dari sudut pandang

pemerintah sendiri, mereka harus berhati-hati dalam menerima pengungsi Rohingya karena

dikhawatirkan kehadiran mereka akan menggerus perekonomian dalam negeri.


Dari pertanyaan pertama ini, berkembang pula pertanyaan lanjutan atas langkah

konkrit UNHCR dalam menangani Rohingya di Aceh. UNHCR selain mendesak negara

Indonesia untuk membuka tangan dan merangkul para pengungsi Rohingya, organisasi ini

juga mendesak Myanmar sebagai negara asal para pengungsi Rohingya agar segera

menangani isu ini dengan serius karena para pengungsi yang masuk ke Indonesia haruslah

melewati proses panjang dan membahayakan jiwa dan raga serta stabilitas negara penerima.

Dari tahun 2018, UNHCR membantu untuk merelokasikan para pengungsi Rohingya ke

shelter-shelter yang telah mereka sediakan. Namun, shelter yang disediakan di Bangladesh

ditolak oleh para pengungsi Rohingya karena dianggap jauh dari akses-akses kehidupan

sebab lokasinya yang jauh dari pemukiman dan terpencil. Selain itu, terdapat pula isu yang

muncul bahwa sebenarnya para pengungsi Rohingya di Aceh merupakan kiriman dari

Bangladesh. Dan untuk sampai ke Indonesia, mereka harus membayar sejumlah biaya. Kasus

ini pun ditangani Polisi setempat dibantu UNHCR dan didapati tersangka atas penyelundupan

para pengungsi Rohingya.


Tuntutan UNHCR pada Pemerintah Indonesia untuk menerima dan meratifikasi

hukum tentang pengungsi belum diindahkan. Namun, di negara ASEAN sendiri ada beberapa

anggota yang telah meratifikasinya, seperti Filipina, Kamboja, dan Timor Leste. Meskipun

negara-negara tersebut meratifikasi hukum pengungsi, tetapi faktanya sedikit dari mereka

yang menjadi tujuan para pengungsi Rohingya. Filipina pada 2019 pernah menjadi negara

tujuan pengungsi Rohingya dan menjanjikan kehidupan yang layak bagi para pengungsi.

Akan tetapi, pada 2019 justru menjadi tragedi tragis bagi para pengungsi Rohingya di

sepanjang sejarahnya. Pasalnya, untuk sampai di negara Filipina, para pengungsi Rohingya

harus melewati proses yang mengerikan bahkan sampai banyak yang meregang nyawa.

Sesampainya di Filipina pun mereka justru mendapatkan diskriminasi dan hak-hak asasi

mereka menjadi kabur.


Nasib buruk yang harus dilalui para pengungsi Rohingya ini mendapat simpati banyak

pihak tapi juga diwarnai kontra karena kehadiran mereka yang dianggap ilegal serta perilaku

yang ditunjukkan tidak sesuai dengan budaya yang berkembang di lokasi tujuan mereka.

Oleh karena itu, Myanmar selaku negara asal mendapat banyak kecaman dari UNHCR dan

beberapa negara tujuan pengungsi Rohingya. Namun, konflik ini nyatanya masih bertahan

hingga kini karena kurangnya campur tangan negara maju untuk ikut serta menyelesaikannya.

Kemudian, kegiatan NGOPI ini berakhir dengan pernyataan akhir moderator

mengenai cara penanganan permasalahan ini. Dari argumen-argumen anggota KOIN,

disimpulkan bahwa konflik ini membutuhkan kebijaksanaan dari Myanmar karena konflik

dalam negerinya memengaruhi stabilitas negara lain pula. Terselip juga pesan untuk

negara-negara maju agar membantu mengatasi masalah pengungsi Rohingya dan menjamin

hak asasi mereka. Kemudian, para pengungsi Rohingya seharusnya juga mampu

menempatkan diri sebagai pendatang dan harus menyesuaikan diri dengan norma dan nilai

yang tertanam di negara penerima bukannya membuat kekacauan. Berakhirnya sesi

penuturan kesimpulan dari moderator sekaligus menjadi penutup acara NGOPI kali ini.

Kegiatan kemudian disambung dengan bincang-bincang santai lalu dilanjutkan ke proker

berikutnya yaitu, Buka Bersama.

2 views0 comments

Comments


bottom of page