top of page
Writer's pictureadmin

WTO : COVID-19 MEMPERLAMBAT EKONOMI GLOBAL

Oleh : Moevtia Kartika Dewi


Di masa pandemi virus COVID-19, segala aktivitas sehari-hari manusia berubah tidak seperti biasanya. Sebagian besar negara membatasi rakyat untuk tidak beraktivitas di luar ruangan dan tidak berkumpul dengan banyak orang agar rantai virus ini dapat terputus. Banyak negara yang memberlakukan lockdown terhadap suatu wilayah agar virus ini tidak semakin menyebar. Akibatnya perdagangan internasional terhambat dan bahkan tidak dapat melakukan ekspor impor. Banyak negara yang tidak dapat menjamin jalannya produksi sehingga pendapatan menurun drastis. Apabila hal ini tidak dapat terkontrol, maka pertumbuhan ekonomi di banyak negara bisa terus menurun dan lama kelamaan dapat terjadi krisis.


Gambar 1.1 : Seorang petugas kesehatan sedang melaksanakan tugasnya

Guncangan ekonomi dari pandemi COVID-19 ini mengundang perbandingan terhadap krisis ekonomi dunia yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya seperti pada tahun 1930 yaitu terjadi krisis ekonomi dunia yang paling besar dalam sejarah. Tingkat pengangguran pada tahun itu mencapai 25%. Ada juga yang membandingkan dengan krisis ekonomi di tahun 2008. Bank di Amerika mengalami kerugian besar karena peminjam uang tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Namun, situasi saat ini berbeda dengan krisis sebelumnya karena ekonomi saat ini akan sangat bergantung kepada kondisi kesehatan publik dan langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah begitu juga dengan ketidakpastian tentang dampak ekonomi yang tepat. Tetapi para ekonom World Trade Organization (WTO) percaya bahwa penurunan tersebut kemungkinan akan melebihi kemerosotan perdagangan yang disebabkan oleh krisis keuangan global di tahun 2008. Perkiraan pemulihan di tahu 2021 juga tidak pasti, dengan hasil sangat tergantung pada durasi wabah dan efektivitas respon kebijakan. Perdagangan dunia diperkirakan akan turun antara 13% dan 32% pada tahun 2020. (wto.org)


Perdagangan cenderung turun lebih tajam di sektor yang memiliki hubungan nilai rantai yang kompleks, terutama dalam produk elektronik dan otomotif. Menurut database OECD Trade In Value Added (TiVa), pangsa nilai tambah asing dalam ekspor elektronik adalah sekitar 10% untuk Amerika Serikat, 25% untuk Cina, lebih dari 30% untuk Korea, lebih besar dari 40% untuk Singapura dan lebih dari 50% untuk Meksiko, Malaysia dan Vietnam. Impor produksi kemungkinan terganggu oleh social distancing yang menyebabkan pabrik ditutup sementara di Cina dan begitu juga saat ini terjadi di Eropa. Perdagangan jasa mungkin yang paling terkena dampak langsung akibat COVID-19 melalui pembatasan transportasi dan perjalanan juga penutupan hotel. Tidak seperti barang, tidak ada inventaris layanan yang dapat ditarik dan disimpan kembali pada tahap selanjutnya. Akibatnya, penurunan perdagangan jasa selama pandemi dapat hilang selamanya. Namun, beberapa layanan mungkin mendapat manfaat dari krisis. Ini berlaku untuk layanan teknologi informasi. (wto.org)


Gambar 1.2 : Roberto Azevêdo, Direktur Jenderal WTO

WTO melaporkan peran e-commerce di masa pandemi ini dapat menjadi pengalaman dan pelajaran dari krisis COVID-19. Banyak negara dapat melakukan kerja sama global di bidang e-commerce yang dapat membantu memfasilitasi pergerakan barang dan jasa lintas barang, mempersempit kesenjangan digital, dan meningkatkan peluang untuk para bisnis kecil. Dengan adanya kebijakan social distancing mengakibatkan melonjaknya transaksi online atau peningkatan penjualan di e-commerce. Terutama dalam penjualan pasokan medis, kebutuhan rumah tangga, dan produk makanan. Penigkatan permintaan juga berlaku untuk layanan data internet dan seluler. Perubahan aktivitas online harus segera diadaptasi oleh operator dan pemerintah. Namun, untuk melakukan ekspedisi bagi para e-commerce terdapat hambatan dikarenakan transportasi yang dibatasi. Dengan adanya pandemi ini, perlu dilakukan evaluasi untuk menjembatani kesenjangan digital baik di seluruh negara. Banyak kendala yang terjadi yang dirasakan para produsen kecil, dan konsumen khususnya di negara berkembang dan negara yang kurang berkembang. Kemudian, prlunya peningkatan layanan teknologi yang memadai dan terjangkau agar dapat mengikuti perkembangan yang saat ini terjadi. Dengan adanya e-commerce dapat membantu meringankan beberapa tantangan yang dihadapi dalam memerangi COVID-19. E-commerce dapat menjadi wadah untuk mendorong kerja sama internasional yang lebih kuat dan pengembangan kebijakan lebih lanjut untuk pembelian dan pasokan online. E-commerce dapat menjadi solusi bagi konsumen dan dapat mendungkung bisnis kecil. (wto.org)


Jelas bagi semua orang bahwa krisis ekonomi global yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 akan memiliki konsekuensi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para ekonom memperkirakan apabila pandemi ini segera dikendalikan dengan benar, maka krisis ekonomi tidak akan terjadi. Keadaan ekonomi global akan sangat tergantung pada bagaimana struktur perdagangan global akan berubah selama periode pandemi. Itulah sebabnya perkiraan yang tepat untuk rehabilitas perdagangan internasional dan kembalinya ke pemulihan yang dapat diprediksi sangat penting untuk membangkitkan ekonomi dunia dengan cepat. Yang terjadi saat ini beberapa pemerintah bergerak cepat untuk mengganggu rantai pasokan international yang sudah mapan dengan memblokir ekspor barang yang mereka anggap strategis. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pembatasan perdagangan lewat adanya lockdown. Sangat mungkin bahwa akan semakin banyak nasionalisme perdagangan ketika menyangkut yang dianggap pemerintah sebagai barang atau sumber daya yang penting dan diperlukan untuk keamanan populasi. (america.cgtn.com)


Berdasarkan penulisan di atas, penulis melihat bahwa krisis ekonomi ini sangat bergantung pada kondisi kesehatan publik. Apabila pemerintah melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi pandemi ini, maka krisis ekonomi bisa saja tidak terjadi. Apalagi saat ini dengan adanya jaringan dan e-commerce, transaksi perdagangan masih bisa tetap dijalankan dengan melakukan kerja sama antar negara untuk melakukan perdagangan online.


Referensi :



188 views0 comments

Commentaires


bottom of page