Keberadaan selebriti-selebriti yang telah mendedikasikan dirinya sebagai aktivis suatu isu inilah yang kemudian menjadi jembatan untuk mempromosikan, mengajak, sekaligus mempengaruhi masyarakat terutama penggemarnya untuk memberikan perhatian lebih terhadap isu yang sedang diperjuangkan oleh tokoh idolanya.
Dalam beberapa tahun belakangan, isu-isu kontemporer yang menjadi perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semakin beragam. Isu politik, ekonomi, dan keamanan yang tadinya menjadi isu-isu sentral bagi organisasi sekelas PBB seolah semakin berkembang ke ranah yang lebih spesifik. Misalnya adalah isu lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan isu-isu kemanusiaan lainnya. Secara praktik, kita dapat melihat bahwa dalam setiap isu yang muncul sebagai isu bersama hampir selalu dibahas dalam agenda PBB yang dilakukan sesuai dengan ranahnya masing-masing. Misalnya, isu tentang perubahan iklim yang dibahas dalam forum Paris Agreement 2015 yang merupakan agenda dalam koridor United Nations Framework Convention of Climate Changes (UNFCCC) atau bahkan Sidang Umum PBB 2015 yang menghasilkan 17 tujuan dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs), yang mana merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan dan menjadi acuan PBB dalam mendorong perubahan-perubahan ke arah pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. (UNDP Indonesia, 2015).
Pernyataan di paragraf pertama cukup mencerminkan bahwa sebagian dari kita mungkin menyadari bahwa PBB sekadar menjadi wadah bagi negara anggotanya untuk melakukan komunikasi dan pembahasan terkait isu tertentu. Apa yang kita lihat di media internasional tentang PBB kadang kala hanya pada konteks kepentingan-kepentingan yang bersifat high politics atau bahkan sekadar apa yang terjadi di meja perundingan. Padahal, di sisi yang lain PBB juga melakukan cara yang cukup menarik dalam meningkatkan perhatian masyarakat dunia akan isu yang sedang hangat terjadi. Cara tersebut yaitu dengan mengangkat selebriti-selebriti papan atas untuk menjadi Goodwill Ambassador (Duta Persahabatan) bagi PBB.
Di era kontemporer, tidak heran jika ada peningkatan keterlibatan selebritis dalam proses politik. Namun yang perlu digarisbawahi adalah: sejauh mana pengaruh selebriti dalam proses politik? Jelas, politisi dan selebritis menganggap penggunaan media massa sebagai sarana efektif untuk mempengaruhi opini publik. Selain itu, karena adanya hubungan antara selera masyarakat dengan tekanan komersial yang diambil dari media global atas jurnalisme, maka selebritis yang secara inklusif dapat dimanfaatkan sebagai pembentuk citra dalam proses politik yang lebih berorientasi pada identitas. (Wheeler, 2011).
Kita dapat mengambil contoh peran yang dilakukan Leonardo Di Caprio sebagai Duta Perubahan Iklim untuk PBB. Aktor yang terkenal melalui film Titanic ini diangkat sebagai Duta Lingkungan oleh PBB pada tahun 2014. Alasan PBB mengangkat DiCaprio sebagai Duta Lingkungan adalah karena kontribusi DiCaprio atas isu lingkungan global cukup intensif.
Langkah awalnya sebagai aktivis lingkugan dimulai ketika pada 1998 ia mendirikan DiCaprio Foundation, sebuah yayasan yang bertujuan untuk melindungi habitat asli flora dan fauna dunia. Selain aktif mengelola yayasan yang ia dirikan, DiCaprio juga sering melakukan kunjungan-kunjungan ke negara-negara yang notabene sedang mengalami degradasi kualitas lingkungan. Satu hal yang cukup menyita perhatian publik tentang isu lingkungan adalah ketika DiCaprio merilis film semi dokumenter berjudul “Before the Floods” pada tahun 2016. Film tersebut bercerita tentang keindahan alam, namun seiring berjalannya waktu, keindahan tersebut rusak akibat iklim yang berubah drastis. Beberapa wilayah rusak, termasuk perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga mencairnya lapisan es di wilayah Greenland, dan kenaikan air laut di wilayah Miami sampai ke kepulauan Pasifik. Dalam film tersebut, DiCaprio berhasil memvisualisasikan keadaan sebenarnya yang terjadi di beberapa belahan dunia yang tidak baik-baik saja. (New York Times, 2016) . Dalam hal ini, penulis mengakui bahwa strategi DiCaprio sebagai seorang influencer dapat dimaksimalkan dengan baik untuk menarik simpati publik dunia atas kenyataan yang terjadi di bumi kita.
Beralih ke isu yang lain, dalam bidang kemanusiaan, khususnya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, PBB juga menyadari bahwa isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan memerlukan perhatian yang lebih. Berangkat dari hal tersebut, PBB kemudian membentuk U]N Women yang fokus pada isu ini. Demi memperluas eksposur UN Women, PBB kemudian mengangkat seorang selebriti perempuan pada tahun 2014, yaitu Emma Watson. Aktris yang memerankan karakter Hermione Granger di film seri Harry Potter ini diangkat oleh PBB sebagai Duta Perempuan berkat perhatiannya terhadap isu perempuan. Bukti konkret dedikasi Emma Watson dalam memperjuangkan kesetaraan gender diwujudkan dalam kampanye bertajuk “HeForShe”, yang merupakan kampanye yang menargetkan kaum laki-laki untuk turut menyuarakan kesetaraan gender. (voaindonesia.com). Tidak berhenti sampai di situ, Emma Watson juga mempromosikan pendidikan untuk anak-anak di negara-negara seperti Bangladesh dan Zambia sebelum akhirnya memperdalam tentang kasus perempuan. (Telegraph)
Dari dua contoh di atas, PBB dapat dikatakan cukup efektif dalam memanfaatkan ketenaran seorang selebriti untuk menarik perhatian publik dan media. Terkait dengan hal tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa PBB mampu menyadari suatu isu yang penting memerlukan perhatian serius. Perhatian yang dimaksud ini adalah bukan hanya tentang peran negara dalam membahasnya di forum internasional. Namun, PBB menargetkan sasaran yang lebih besar, yaitu masyarakat global dengan tujuan, persebaran informasi tentang isu tersebut dapat meluas secara inklusif. Keberadaan selebriti-selebriti yang telah mendedikasikan dirinya sebagai aktivis suatu isu inilah yang kemudian menjadi jembatan untuk mempromosikan, mengajak, sekaligus mempengaruhi masyarakat terutama penggemarnya untuk memberikan perhatian lebih terhadap isu yang sedang diperjuangkan oleh tokoh idolanya. Konteks ini mungkin dapat kita sebut sebagai “Diplomasi Selebriti”.
- Penulis
Ahmad Shidqi Mu'afa
Koordinator Umum 2017/2018
Comments