Oleh: Muhammad Ammar Assyifa Habibullah
Di sela-sela pertemuan menteri pertahanan negara anggota NATO pada tanggal 13 Oktober 2022, Christine Lambrecht (Menteri Pertahanan Jerman) mengajukan inisiaitif pengadaan sistem bersama perisai jarak pendek, menengah dan jauh di kawasan Eropa dengan tujuan untuk memiliki sistem pertahanan udara yang terkoordinasi sehingga dapat menghindari semua ancaman rudal dari udara, drone hingga rudal balistik dan jelajah yang mampu mengangkut nuklir. Inisiatif pengadaan perisai langit Eropa terlihat sangat berkaitan dengan adanya ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh konflik Rusia-Ukraina terkhusus dari Presiden Rusia, Vladimir Putin yang mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Rusia akan memindahkan senjata nuklirnya ke Belarusia. (wirtschaftswoche, 2023)
Sejauh ini, sebanyak 17 negara Eropa mendukung inisiatif tersebut seraya menandatangani Letter of Intent (LoI) dalam proposal European Skyshield Initiative (ESSI). LoI menunjukkan keinginan negara untuk berkoordinasi dalam memperoleh kemampuan pertahanan udara pada tingkat tertentu. Negara-negara yang berpartisipasi akan memperoleh alutsista pertahanan udara dengan pembiayaan yang terjangkau, yang artinya ketika beberapa negara Eropa melakukan pemesanan alutsista bersama maka tingkat produksi menjadi tinggi dan hal itu akan berdampak pada turunnya harga. Komponen-komponen persenjataan yang masuk ke dalam proyek tersebut antara lain adalah sistem pertahanan rudal anti-balistik ekso atmosfer jarak jauh Arrow 3, jarak menengah Patriot atau THAAD dan sistem pertahanan udara jarak pendek IRIS-T SLM. Semua sistem pertahanan udara akan dioperasikan dengan sistem integrasi pertahanan udara rudal terpadu milik NATO (NATINAMDS). Keuntungan utama yang ditawarkan dalam proposal ini adalah negara-negara Eropa yang terlibat dapat berkolaborasi dan bertukar logistik satu sama lain untuk melindungi negaranya dari serangan militer musuh yang berbasis melalui udara.
Pada dasarnya, jika kita melihat dengan sudut pandang realis dan militeristik, tentu proposal ini merupakan sebuah langkah baru yang memiliki manfaat untuk mengisi celah kosong NATO sekaligus menyeimbangkan kekuatan dan mengamankan kepentingan militer di Eropa. Namun, sebenarnya inisiatif ini sama sekali tidak memiliki dorongan politik yang kuat karena ESSI juga menimbulkan polemik pada lima tingkat/level di antara anggota NATO itu sendiri. Pertama, negara seperti Prancis, Italia, Spanyol lebih menyukai untuk melanjutkan pengembangan sistem pertahanan udara mereka sendiri bekerja sama dengan Amerika Serikat ketimbang membelinya dari industri negara lain seperti Israel. Khusus bagi Prancis, sistem yang dibuat dalam ESSI sama sekali tidak mempertimbangkan program PESCO TWISTER atau pertahanan udara angkasa yang telah diajukan dalam kerangka kerja Uni Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa proposal ESSI telah menciptakan struktur duplikat dalam infrastruktur keamanan di kawasan tersebut. Kedua, dapat dipahami bahwa tujuan mulia ESSI adalah untuk mengatasi kurangnya koherensi Eropa mengenai peningkatan kualitas pertahanan udara mereka, tetapi pada saat yang sama inisiatif ini sendiri tidak berdiri pada prinsip ambisi memperkuat basis industri pertahanan Eropa. Proposal ESSI tampak menarik ketika kondisi keamanan saat ini terlihat memburuk akibat konflik Rusia-Ukraina, tetapi dampak panjang yang akan timbul apabila proposal tersebut diimplementasikan adalah berkurangnya kedaulatan industri pertahanan Eropa secara keseluruhan. Keputusan pembelian jangka pendek akan memiliki konsekuensi jangka panjang bagi pengembangan sistem pertahanan produk internal dikarenakan dana yang seharusnya digunakan untuk penelitian dan pengembangan telah dipakai untuk membeli sistem senjata non-Eropa yang belum kompetitif. Ketiga, meskipun Jerman berhasil memprakarsai kesepakatan multinasional di luar NATO, proposal ESSI tetap melibatkan sistem rudal terpadu IAMD dengan misi melawan semua ancaman udara dan rudal dari semua arah strategis terutama dari Rusia. Memang tidak secara eksplisit dinyatakan akan dimaksud sebagai deterrence ancaman dari pihak Rusia, tetapi juga tidak ada keraguan jikalau ESSI memang ditujukan untuk melawan Rusia. Proposal ESSI ini dapat mengganggu keseimbangan strategis dan mendukung peningkatan eskalasi antara barat dengan Rusia. Keempat, menyangkut masalah interoperabilitas Arrow 3 yang perlu ditinjau kembali terkait potensi persetujuannya di dewan interoperabilitas NATO dimana setiap negara anggota NATO sendiri menjadi perwakilannya. Misalnya, dengan pasti Turki akan memboikot integrasi sistem Arrow 3 dengan alasan NATO melalui dewan yang sama telah menolak juga sistem S-400 milik mereka. Tampaknya ada desakan yang cukup kuat dari Jerman untuk berkomitmen pada sistem tertentu yang tersedia di pasar alih-alih dipandu oleh faktor kebutuhan operasional. Perlu kajian yang mendalam tentang analisis ancaman dan tentang kebutuhan sistem senjata seperti apa yang tepat bagi NATO dan UE dan hal itu belum tercapai dalam proposal ESSI. Kelima, pada kenyataannya harga pengadaan sistem pertahanan udara jarak jauh Arrow 3 dapat menimbulkan efek disuasif jika berhubungan dengan sistem yang mahal dan rumit. Setelah dibeli pun, masih ada biaya substansial terkait pelatihan, pemeliharaan dan modernisasi. Dapat dinyatakan di sini, biaya defensif pada jarak jauh lebih besar daripada biaya ofensif. Oleh karena itu, pemerintah Jerman tentunya harus membuat transparansi keuangan serta menentukan keseimbangan keuangan antara negara yang menandatangani Letter of Intent.
Agar ESSI dapat berjalan sebagai langkah yang tepat dalam melindungi Eropa, Pemerintah Jerman sebagai negara yang mengajukan proposal harus memperbaiki lima tingkatan yang telah disebutkan di atas seraya mengklarifikasi secara kredibel bagaimana niat mereka mewujudkannya secara politis. Selain itu, untuk meyakinkan tentang nilai tambah proyek ESSI, Jerman harus menambahkan model pembiayaan komprehensif baik sebagai kebijakan yang menunjukkan konsistensi pada kebijakan pengembangan produk internal Eropa maupun pengadaan sistem pertahanan dari luar. Keseimbangan politik, nilai strategis, industri, militer dan ekonomi harus menjadi hal yang penting untuk diseimbangkan secara hati-hati. Perbaikan terakhir yang perlu dilakukan adalah perlunya pengujian terkait kinerja sistem pertahanan udara secara aktual dalam kerangka latihan tahunan sertifikasi NATO.
Comments