top of page
Writer's pictureadmin

Europe on Screen dan Peran Uni Eropa dalam Layar Film

Film merupakan bentuk budaya global yang mudah diakses siapapun di zaman ini, bahkan sudah ada sejak dahulu kala. Dari proses sejarah yang cukup panjang, film berangsur menjadi ajang memperkenalkan kebudayaan dan promosi untuk meningkat kualitas serta kuantitas dalam aspek tertentu.

Film, siapa yang tidak suka? Hampir semua kalangan sangat menyukai tontonan yang mengasyikan, menghibur, sekaligus memberi sarana edukasi. Di era modern saat ini, perfilman merupakan sebuah wadah atraktif untuk mengusung sebuah tema yang mendorong daya kreasi juga inovasi bagi peminatnya. Bahkan, banyak produser film yang bersaing untuk menghasilkan suatu karya gambar bergerak ini dari berbagai sudut bidang. Dari film, kita tidak hanya menonton sebuah aksi tetapi juga dapat saling mengenal budaya satu ke budaya yang lain. Di berbagai negara, film berkembang cepat dan luas. Sama halnya dengan Uni Eropa. Uni Eropa adalah kawasan regional dengan berbagai latar belakang yang cukup berbeda di antar wilayahnya. Salah satu yang dapat menyatukan adalah film.


Film merupakan bentuk budaya global yang mudah diakses siapapun di zaman ini, bahkan sudah ada sejak dahulu kala. Dari proses sejarah yang cukup panjang, film berangsur menjadi ajang memperkenalkan kebudayaan dan promosi untuk meningkat kualitas serta kuantitas dalam aspek tertentu. Bagi negara – negara di Uni Eropa, film adalah aset ekonomi berharga dan bentuk kebudayaan Eropa dengan ciri khas yang unik. Sehingga membuat Uni Eropa merupakan aktor kuat yang dapat meningkatkan Strategi Global Uni Eropa. Uni Eropa melalui perwakilan – perwakilan negara telah mengimplementasi dan mengintensifkan aktivitas perfilman seperti yang telah disebutkan. Uni Eropa adalah kawasan regional yang cukup maju dan berkembang pesat dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Melalui film, sarana informasi dapat tersalurkan dengan baik untuk masyarakat luas. Bahkan, dari adanya berbagai industri perfilman dalam Europe on Screen (EoS) ini sampai bisa membuka lapangan pekerjaan baru di kawasan Uni Eropa.


Europe on Screen adalah ajang perfilman internasional dimana merupakan suatu festival film Eropa di Indonesia. Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan film – film yang diproduksi oleh berbagai negara di Uni Eropa. Europe on Screen diadakan pertama kali pada tahun 1990, diikuti kedua kalinya pada tahun 1999. Kemudian, di tahun 2003 Europe on Screen diadakan secara berkala. Sebelum menggunakan nama Europe on Screen, festival film ini disebut dengan European Film Festival.

Europe on Screen pernah menjadi kontributor dalam Jakarta International Film Festival ( JIFFEST ) pada tahun 2004 hingga 2005. Lalu, dengan dukungan 27 negara anggota dan 6 negara kandidat Uni Eropa, Europe on Screen diadakan secara independen di sekitar tahun 2007. Seperti halnya yang Europe on Screen yang diadakan pada bulan Mei 2014 di Jakarta, dimana memutar film – film Eropa. Pemutaran film ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Eropa kepada masyarakat luas, terutama di Indonesia agar lebih tahu bagaimana film – film nuansa Eropa dan dapat mempelajari hal positif di dalamnya. Karena orang – orang masih belum banyak yang memahami bagaimana film – film Eropa itu diproduksi dan dapat menjadi tontonan terbaik. Film – film yang diputar di dalam acara Europe on Screen adalah film – film yang masih hangat dan belum lama ditayangkan sehingga mampu mengajak penonton untuk tertarik dalam perfilman Eropa. Di dalam Europe on Screen 2014 ini ada sekitar 70 film yang diputar. Tidak hanya itu, di setiap tahunnya Europe on Screen menghadirkan banyak ragam film.




Film – film yang ada di Europe on Screen tidak hanya diputar di Jakarta, tetapi juga di beberapa kota lain di Indonesia. Bekerjasama dengan Institut Francais-Indonesia dan Rumah Ide Makassar, pemutaran film diadakan di Bandung, Denpasar, Makassar, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta. Pemutaran dilakukan selama periode Festival. Di tahun 2014, Europe on Screen juga menggelar Kompetisi Film Pendek yang diadakan pada 21 Januari 2014 sampai 3 Maret 2014 dan terbuka untuk umum. Kompetisi ini ditujukan dan terbuka luas untuk para kreator pembuat film pendek di seluruh Indonesia dan luar negeri, baik film berbentuk fiksi maupun dokumenter. Sebagai rangkaian dalam acara Europe on Screen, penyelenggara juga menggelar seminar atau workshop, diskusi, dan pemutaran film di ruang terbuka ( Open Air Screening ). Perlu diketahui, sebuah film dokumenter yang disajikan oleh Europe on Screen yang bertajuk #OurOcean, menyinggung tentang pentingnya melindungi laut sebagai sumber daya bagi semua makhluk hidup adalah tanggung jawab kita bersama pada bulan Mei 2018 bersama puluhan film Eropa yang masuk dalam ajang pemutaran film ini.

Ada beberapa program yang dicanangkan dalam Europe on Screen, yaitu :

· XTRA, ini akan memutar film – film yang memiliki nilai lebih dalam produksinya. Seperti box office, film nominasi Oscar atau Festival Film Cannes, dan film – film apapun yang dibintangi oleh aktor dan sutradara handal terkenal di Eropa.

· DISCOVERY, disini akan diputar kompilasi film yang terunik dan mampu menyuguhkan kisah menarik yang membangkitkan emosi jiwa penonton.

· DOCU, ditampilkan film – film dokumenter yang mengangkat profil tokoh inspiratif di Eropa.

· CHILDREN, mengangkat film – film keluarga.

· RETRO / FOCUS, menghadirkan film – film klasik Eropa atau yang tertarik mendalami aspek lebih dalam dari pembuatan film.

· OPEN AIR SCREENING, menyajikan film bermutu bagi siapapun secara terbuka luas ke ruang publik sehingga dapat dinikmati semua kalangan.

Salah satu film pendek terbaik dari Indonesia yang menang dalam Leica Cine Discovery Prize di Festival Film Cannes, Perancis adalah “Prenjak”. Film pendek ini mampu mengalahkan dari 10 film dari negara lain yang diputar dalam kompetisi ini. Dari sini dapat kita lihat, betapa persaingan yang cukup ketat dalam perkembangan perfilman dunia, termasuk Europe on Screen. Film pendek ini seharusnya dapat dinikmati oleh kalangan muda saat ini karena mengandung nilai estetika kebudayaan yang baik dan menarik.


- Penulis

Khairunnisa Firdausi

Staff Divisi Pendidikan 2017/2018

29 views0 comments

Comments


bottom of page