top of page
Writer's pictureadmin

Gagalnya Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas, Bagaimana Respon PBB?



Oleh : Cindy Arista Ginting


Konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas merupakan sebuah konflik yang berkepanjangan dan berkelanjutan, dimana konflik ini seakan tidak ada ujungnya. Konflik ini bermula ketika Israel melakukan pendudukan terhadap wilayah Gaza, dimana tindakan yang dilakukan oleh Israel ini mendapat kecaman keras dari dunia internasional, konflik ini semakin memanas sejak tahun 1987, yaitu ketika berdirinya Hamas sebagai bentuk wujud perlawanan masyarakat Palestina. Sebelumnya, Hamas bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial, namun akibat dari serangan-serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, Hamas mulai bertumbuh menjadi organisasi yang bergerak dalam bidang militer, dimana Hamas berusaha menjadi benteng pertahanan Palestina dan melakukan perlawanan terhadap militer Israel. Pada tahun 2006, Hamas berhasil menang dalam pemilu legislatif dengan kemenangannya ini tentu sangat memperkuat posisi Hamas sebagai pertahanan masyarakat Palestina dimana Hamas berhasil memegang penuh pemerintahan Palestina. Keberadaan Hamas ini tentu sangat berpengaruh terhadap Palestina, namun hal ini juga secara tidak langsung memperburuk hubungan antara Israel dan Palestina.


Sebelum membahas mengenai respon PBB terhadap gencatan senjata yang terjadi antara Israel dan Hamas, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa itu pengertian dari gencatan senjata. Berdasarkan laman Britannica, gencatan senjata adalah kesempatan untuk penghentian permusuhan aktif antara dua atau lebih pihak yang berperang. Gencatan senjata bisa dilakukan untuk sementara atau lokal agar mereka dapat melaksanankan tujuan khusus seperti mengumpulkan korban meninggal akibat dari perang. Israel dan Palestina memang sudah berulang kali melakukan gencatan senjata. Namun hal ini bukan menjadi suatu penyelesaian untuk permasalahan kedua negara tersebut, bahkan setelah melakukan gencatan senjata mereka masih saja melakukan peperangan. Pada tanggal 21 Mei 2021, Israel dan Palestina setuju untuk melakukan gencatan senjata setelah melakukan pengeboman selama 11 hari, dimana hal ini telah banyak memakan korban jiwa dan menimbulkan kerugian yang cukup besar.


Namun gencatan senjata ini tidak begitu saja disetujui oleh Hamas, dimana Hamas memberikan 2 syarat kepada israel untuk menyetujui gencatan senjata, syarat pertama yaitu Israel harus menghentikan serangan ke komplek masjid Al-Aqsa dan menghormati situs-situs yang berada pada tempat tersebut, sedangkan syarat kedua yaitu pihak Israel harus menghentikan evakuasi paksa warga Palestina di Syekh Syahroh. Awalnya pihak Israel tidak mau menerima syarat tersebut, hal ini dikarenakan pihak Israel merasa dirugikan, menurut mereka jika mereka menerima perjanjian gencatan senjata berarti mereka telah kalah dalam perang, namun setelah melakukan pertimbangan yang panjang, dan melihat penderitaan masyarakat yang tiada ujung, akhirnya Israel menyetujui perjanjian tersebut. Dimana pada awalnya gencatan senjata ini berjalan dengan baik, situasi daerah konflik sempat tenang dan aman bahkan perjanjian gencatan sejata yang Mereka lakukan ini mendapat pujian dan apresiasi dari dunia internasional dimana Presiden Amerika sendiri memuji sikap yang diambil oleh Israel dan Palestina ini, pujian tersebut dapat dilihat pada unggahan media sosial beliau, namun hal itu tidak bertahan lama karena pihak Israel telah melanggar kesepakatan yang telah mereka setujui dahulu, pada tanggal 16 Juni 2021, Israel meluncurkan serangan militer terhadap wilayah Palestina melalui udara, sehingga hal ini menimbulkan kemarahan pihak Hamas, mereka merasa bahwa Israel tidak menghargai perjanjian yang telah mereka buat. Karena serangan yang tiba-tiba sehingga hal ini membuat masyarakat Palestina banyak menjadi korban, alasan Israel melakukan serangan pada Palestina yaitu untuk membalas perbuatan Palestina yang telah meledakkan balon-balon api yang beramunisi di daerah Israel dimana hal ini telah menimbulkan 20 titik kebakaran di wilayah Israel (CNN,2021). Namun Hamas menyatakan bahwa balon-balon api tersebut bukan sebagai bentuk peperangan terhadap Israel, balon tersebut dikirimkan sebagai bentuk tanggapan atas pawai oleh nasionalis Israel di Yerussalem Timur (BBC,2021).


Serangan yang dilakukan oleh Israel ini tentu menuai kecaman dari dunia internasional, dimana pada awalnya para pemimpin dunia sangat mengapresiasi Israel atas kemauannya untuk melakukan gencatan senjata, namun Israel sendiri juga yang merusak semua apresiasi tersebut bahkan banyak negara, dan organisasi internasional mengutuk perbuatan Israel. Serangan tersebut dapat kita artikan sebagai kegagalan dari gencatan senjata, sehingga hal ini menuai perhatian penuh dari berbagai kalangan, bahkan Indonesia sendiri juga turut mengecam tindakan yang dilakukan oleh Israel, pemerintahan Indonesia juga turut mendesak PBB untuk mengambil tindakan terhadap perlakuan Israel, untuk serangan ini PBB sebagai suatu badan perdamaian dan keamanan dunia memberikan respon yaitu dengan meminta Israel dan Palestina untuk berdamai, namun hal ini tidak mudah untuk dilakukan mengingat konflik yang dijalankan oleh Israel dan Palestina sudah berlangsung lama, bahkan hampir seluruh organisasi dunia sudah mencoba untuk menengahi permasalahan mereka namun belum ada satupun solusi yang ditawarkan yang mampu menyelesaikan konflik tersebut (CNN, 2020). Bahkan dewan keamanan PPB juga sudah memberikan ultimatum dan menjatuhkan hukuman kepada kedua negara, yaitu seperti tidak memberikan bantuan terhadap kerugian yang dialami kedua negara, namun hal ini jugak tidak menunjukkan perubahan terhadap kedua negara, dan konflik terus berlangsung hingga saat ini.

7 views0 comments

Comments


bottom of page