top of page
Writer's pictureadmin

Hasil Kesepakatan COP 26 dan Posisi Greenpeace

Oleh: Rafni Syahrani


Beberapa saat lalu tepatnya, mulai dari 31 Oktober sampai dengan 12 November 2021 COP 26 baru saja selesai dilangsungkan. COP (Conference of Parties) adalah Konferensi tingkat tinggi dunia yang mempertemukan pemimpin berbagai negara khusus untuk mendiskusikan mengenai perubahan iklim dunia. Beberapa aturan yang menjadi basis dalam penanganan lingkungan internasional dewasa ini seperti, Protocol Kyoto dan Paris Agreement adalah contoh bentuk output yang dihasilkan dari pertemuan-pertemuan COP di tahun-tahun terdahulu. Tahun 1994 sampai dengan saat ini, PBB terus melanjutkan KTT iklim global atau COP (ditjenppi.2021). Seharusnya, tahun 2021 menjadi COP global ke-27, namun karena pandemi Covid-19, pelaksanaan COP tertunda setahun. Oleh karenanya, tahun ini digelar COP ke-26 dan disebut sebagai COP26.


COP26 tahun ini menjadi momentum yang banyak ditunggu oleh berbagai aktor internasional. Hal ini bukan tanpa alasan, beberapa tahun ke belakang perubahan iklim secara ekstrim melanda dunia. Banyak Negara yang telah menjadi korban dari krisis iklim dunia, dimulai dari peningkatan suhu ekstrim, kebakaran hutan, mencairnya es di kutub utara, peningkatan volume permukaan air laut, gas efek rumah kaca, dan masih banyak contoh lainnya yang menjadi contoh indikator banyak pihak yang mulai menyuarakan mengenai perubahan iklim. Salah satu alasan utama mengapa banyak pihak yang antusias mengenai COP26 adalah karena, perilisan naskah pertama hasil pertemuan yang memberi harapan besar mengenai komitmen pemimpin dunia untuk mengakhiri ketergantungan pada energi tidak dapat diperbarui yaitu, batu bara. Dalam naskah tersebut tertulis bahwa Negara-negara diminta untuk “menghapus energy fosil”, khususnya dalam hal ini yaitu batu bara (Kompas.2021). Optimisme massa yang meningkat juga ditambah dengan ketika beberapa Negara besar seperti AS, Swedia dan Norwegia, membentuk Beyond Oil and Gas Alliance (BOGA). Banyak pihak yang mengartikan hal ini sebagai niat serius pemerintah dunia bukan cuma menghapus penggunaan batu bara, namun juga minyak dan gas.


Salah satu aktor internasional yang cukup mengantisipasi hasil kesepakatan COP26 adalah Greenpeace. Pada konferensi ini Greenpeace juga turut mengirimkan perwakilan sebagai ahli dan garda depan turut serta dalam negosiasi; sebagai pengawas, kontributor, dan memastikan para politisi benar-benar menyimak (Greenpeace.2021). Greenpeace mendukung kelompok-kelompok akar rumput dan perwakilan lainnya seperti pemimpin adat yang berpartisipasi dalam COP. Banyak komunitas dari Global South yang mengalami imbas langsung perubahan iklim, walaupun mereka bukanlah yang paling bertanggung jawab. Keputusan yang akan dihasilkan COP26 tentunya berdampak langsung bagi mereka.Sebagai organisasi global, Greenpeace juga bergerak dan bekerjasama dengan para aktivis di berbagai bagian dunia untuk menekan para penguasa memberikan hasil terbaik dalam negosiasi COP26 ini.


Posisi COP26 menjadi penting, karena dunia saat ini memasuki dekade terakhir sebelum “terlalu terlambat” untuk diselamatkan dari krisis iklim yang semakin buruk pertahunnya. Sebab, semakin lama para pemimpin beraksi, semakin sulit untuk kita menghadapi bencana yang tak terhindarkan ini. Dapat disimpulkan bahwa naskah akhir kesepakatan COP26 mengundang kekecewaan berbagai pihak, termasuk di dalamnya Greenpeace. COP26 harusnya menjadi tenggara waktu untuk setiap negara menyampaikan rencana mengenai pemotongan emisi karbon agar menghentikan kenaikan suhu bumi 1,5°C di penghujung abad. Yang mana salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengurangi atau bahkan menghapuskan penggunaan energi batu bara. Bagaimana tidak, setelah perundingan alot berbagai kalimat “penghapusan batubara” akhirnya berubah menjadi “memperlambat secara bertahap”. Naskah ketiga atau naskah akhir hasil kesepakatan konferensi inilah yang mengundang kekecewaan Greenpeace. Bahkan salah satu artikel laman resminya menyebutkan hasil COP tahun ini “COP26: More than expected, less than hoped” (Greenpeace.2021).

8 views0 comments

Commenti


bottom of page