Oleh : Mafhan Afriko
Asteroid, mungkin kata tersebut sudah sangat familiar ditelinga masyarakat Umum. Siapa yang tidak mengetahui tentang asteroid, pecahan batuan yang sangat besar dan menjadi penyebab kemusnahan massal pada era Cretaceous. Kepunahan Zaman Kapur Akhir atau lebih populer dengan sebutan Cretaceous-Tertiary Exctinction adalah salah satu periode kepunahan tercepat. Kepunahan ini terjadi hanya dalam rentang waktu 2,5 juta hingga kurang dari 1 juta tahun. Hal tersebut diakibatkan bukan dari Meteor, tetapi akibat dari sebuah asteroid raksasa bernama Chicxulub, yang menghantam Bumi sekitar 65 juta tahun lalu, dampaknya tidak hanya membunuh banyak dinosaurus. Menurut hasil riset terbaru, asteroid itu juga memicu terjadinya tsunami dengan tinggi sekitar 1,6 kilometer dari Teluk Meksiko ke seluruh dunia.
Riset itu merupakan hasil penelitian Molly Range dan timnya di University of Michigan. Hasil riset itu mereka paparkan di pertemuan tahunan American Geophysical Union di Washington, Amerika Serikat, pada 14 Desember 2019. Di Teluk Meksiko, air bergerak dengan kecepatan sekitar 143 kilometer per jam. Dalam kurun waktu 24 jam pertama, tsunami menyebar di seluruh Teluk Meksiko dan memasuki Samudra Atlantik.
Lalu bagaimana jika hal tersebut terjadi kembali dimasa peradaban manusia saat ini?. Sebelumnya, sempat ada kekhawatiran oleh para ilmuwan NASA pada Desember 2004, para ilmuwan mengatakan bahwa terdapat Asteroid yang bernama 99942 Apophis dengan diameter 370 meter (1.210 kaki). Pengamatan tambahan memberikan prediksi kemungkinan tetap bahwa selama pertemuan dekat 2029 dengan Bumi, Apophis akan melewati gravitasi lubang kunci, wilayah kecil tidak lebih dari 800 meter, yang akan membuat dampak masa depan tepat tujuh tahun kemudian pada 13 April 2036. NASA telah menganggap Apophis sebagai salah satu asteroid paling berbahaya bagi Bumi setelah penemuannya pada tahun 2004.
NASA melacak asteroid yang suatu hari bisa melakukan pendekatan dekat yang mengancam ke Bumi, menandainya sebagai Asteroid Potensial Berbahaya (PHA). Tetapi kemudian setelah melakukan berbagai proses pengamatan Selama penerbangan jarak jauh itu, para astronom menggunakan pengamatan radar untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang orbit asteroid di sekitar matahari. Hasil mereka memungkinkan mereka untuk mengesampingkan risiko asteroid yang berdampak pada Bumi pada tahun 2068. Kekhawatiran sebelumnya tentang 2029 dan 2036 telah dikesampingkan karena perbaikan prediksi dan penelitian. Untuk mengamati Apophis dan menghapusnya dari daftar risiko, para astronom menggunakan antena radio Goldstone milik Deep Space Network di dekat Barstow, California. Piringan ini adalah salah satu dari tiga antena di seluruh dunia yang memungkinkan komunikasi dengan pesawat luar angkasa melintasi angkasa luar. Ilmuwan juga mengandalkan kolaborasi dengan Green Bank Telescope di West Virginia.
Referensi :
Greicius, Tony. “NASA Analysis: Earth Is Safe From Asteroid Apophis for 100-Plus Years.” NASA. NASA, March 25, 2021. https://t.co/RMhuLQyHrZ?amp=1.
“Apophis Asteroid Will Not Hit Earth for 100 Years, Nasa Says.” BBC News. BBC, March 27, 2021. https://www.bbc.com/news/science-environment-56547727.
“National News from NPR.” Kansas Public Radio. Kansas Public Radio. Accessed March 28, 2021. https://kansaspublicradio.org/npr-news.
Greicius, Tony. “NASA Analysis: Earth Is Safe From Asteroid Apophis for 100-Plus Years.” NASA. NASA, March 25, 2021. https://www.nasa.gov/feature/jpl/nasa-analysis-earth-is-safe-from-asteroid-apophis-for-100-plus-years/.
Commentaires