Oleh : Herin Ilham N
Lembaga keuangan multilateral ini berpusat di Beijing, China dan fokus utama mereka adalah investasi pada pembangunan infrastruktur. Mulai Beroperasi pada januari 2016 The Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) merupakan lembaga keuangan atau bank pembangunan multilateral dengan misi untuk meningkatkan keadaan sosial dan ekonomi di Asia dan sekitarnya.(aiib.org) The Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang dibentuk oleh 21 negara (termasuk indonesia) yang dipelopori sekaligus Kontributor terbesar untuk AIIB yakni Cina ini akan membiayai pembangunan energi, transportasi dan proyek infrastruktur. Mayoritas negara-negara di Asia dan Timur Tengah serta Amerika Latin telah bergabung dengan AIIB. Meski diberi nama bank Asia, namun keanggotaannya terbuka untuk setiap negara di seluruh dunia termasuk Eropa hingga Amerika.
Bergabungnya Benin, Djibouti dan Rwanda dalam AIIB, kini kurang lebih mencapai 100 anggota yang bergabung dalam AIIB. Ke tiga negara tersebut disetujui keanggotaannya dalam pertemuan tahunan ke-4 yang diselenggarakan 12-13 July 2019 di Luxemburg. Kesenjangan pendanaan infrastruktur terutama di Asia menjadi alasan utama pendirian AIIB. Kesenjangan itu terjadi karena lembaga keuangan internasional yang ada tidak dapat menutupi berbagai kebutuhan pendanaan global atau bantuan dana kepada negara berkembang. Keberadaan AIIB sebagai bank pendanaan multilateral baru menurut saya membuat anggota AIIB memiliki sejumlah alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur.
AIIB yang memiliki fokus terhadap pendanaan pembangunan infrastruktur di negara berkembang mengingat kebanyakan dana yang dipinjam dari Bank Dunia mengalir ke negara maju. Sementara di negara-negara berkembang terjadi defisit pendanaan infrastruktur yang cukup besar yang sangat sulit untuk bisa ditanggung oleh satu lembaga. Terlebih lagi baik bank dunia ataupun International Monetary Fund (IMF) yang juga merupakan lembaga keuangan internasional ini tidak hanya berfokus untuk pembangunan infrastruktur namun mencakup isu global yang lebih luas antara lain kesetaraan gender, ketimpangan sosial, pemberdayaan perempuan, lingkungan, dan pemberantasan korupsi.(cnbcindonesia.com) sehingga keberadaan lembaga keuangan yang sudah ada tersebut dirasa masih belum cukup peranannya untuk membantu meningkatkan pembangunan ekonomi terutama di asia. Sebaliknya AIIB menggunakan seluruh modal khusus untuk sektor infrastruktur.
China mengungkapkan pembentukan AIIB ini menganggap bank pembangunan yang nerpusat di Beijing ini bertujuan menghadirkan keragaman lembaga keuangan guna mendorong pembangunan infrastruktur, namun AS menanggapi langkah tersebut sebagai rival bagi Bank Dunia dan IMF. Amerika Serikat bahkan mempengaruhi sekutunya agar tak bergabung dengan lembaga keuangan ini. Dalam hal ini negara kawasan asia sudah bergabung dengan AIIB kecuali Jepang. Amerika Serikat dan juga Jepang yang dimana selama ini menjadi Superpower di kawasan Asia Pasifik juga gagal membendung pembentukan Bank ini. AS dan Jepang khawatir AIIB akan menggoyahkan eksistensi Bank Dunia (World Bank) dan juga Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) yang merupakan bentukannya. Bagi AS pembentukan AIIB tidak terlepas dari kepentingan Tiongkok dalam panggung perpolitikan internasional
Menurut saya langkah china ini selain sebagai upaya untuk memperluas softpower china di dunia dan sebagai alteratif bagi china karena minimnya kekuatan Cina di Bank Dunia, IMF, dan ADB yang dikuasai Jepang. Ditambah dengan kekuatan hak suara mencapai 300.600 atau 26,9 persen di AIIB, Cina dapat membuat peraturan keuangan yang sesuai dengan kepentingan nasionalnya termasuk mempromosikan kebijakan Cina.(Tirto.id) Tak jauh berbeda dengan AS yang menggunakan Bank Dunia dan IMF untuk mempromosikan pasar bebas ke negara-negara anggota Terlebih lagi Cina membutuhkan lembaga keuangan untuk menjamin berbagai proyek pembangunan salah satunya One Belt One Road (OBOR).
Oleh sebab itu, Cina menggandeng negara Asia yang juga gencar melakukan pembangunan guna membentuk lembaga keuangan mandiri. Cina juga menyatakan alasan pembentukan AIIB dikarenakan besarnya kebutuhan dana Infrastruktur di kawasan Asia. Dari riset yang dikeluarkan ADB, dari tahun 2010-2020 Asia membutuhkan 8 Trilliun US$ untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur mereka.(www.economist.com) Dimana dengan kebutuhan pendanaan yang begitu banyak baik world bank ataupun Asian Development Bank tidak mampu untuk mencukupi mengingat mereka juga berfokus pada sector lain. Seperti yang diketahui bahwa kepentingan Cina dalam hal ini melalui kerjasama dengan negara ASEAN merupakan kerjasama yang sangat menjanjikan. Tercatat pada tahun 2015 besar ekonomi gabungan negara-negara ASEAN lebih besar daripada britania raya(asean.org)
Dengan begitu The Asian infrastructure investment bank (AIIB) menjadi indikasi pertama bahwa Cina akan menyaingi bahkan berpotensi menjadi penentu aturan keuangan internasional. Yang selama beberapa decade ini dipegang oleh AS. Selain itu Mengingat perang dagang dengan rival terkuatnya yakni Amerika Serikat yang kian memanas, strategi-strategi Cina ini dapat memperluas pengaruh dan dukungan terhadap Cina di dunia Maka dari itu bisa dihubungkan bahwa proyek AIIB lebih sarat akan muatan politik dan kepentingan nasional Cina dibandingkan semangat pembangunan para anggotanya.
Comentarios