"Ketika pohon terakhir dipotong, sungai terakhir beracun, dan ikan terakhir mati, kita akan tahu bahwa kita tidak dapat makan uang ..." – Greenpeace
Perubahan zaman di masa kini, yang menuntut akan perkembangan dan kemajuan ekonomi, teknologi serta industri merupakan gejala yang wajib diikuti oleh setiap negara yang ingin mengembangkan potensi masing – masing, akan tetapi perkembangan dan kemajuan dibidang – bidang tersebut, khususnya pada bidang industri akan mempengaruhi limbah yang dihasilkan oleh pabrik industri, baik dari segi kuantitas maupun kualitas limbah. Pada saat ini pembangunan di China mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sebagai perbandingan menurut hasil survei pada tahun 2009 menyebutkan bahwa China merupakan salah satu negara yang menduduki posisi pertama di dunia yang paling banyak melakukan pencemaran air, yaitu sekitar 6.088.660/hari. Seperti di beberapa daerah provinsi Hubei, Delta Sungai Pearl, termasuk Hong Kong, Macau, dan Guangzhou, Teluk Bohai, muara Yangtze, Hangzhou Bay di Provinsi Zhejiang, dan muara Minjiang di Provinsi Fujian, hal tersebut menyebabkan difusi lintas batas yang secara langsung juga akan memberikan dampak pada 200 juta orang dan 2 juta km kawasan di area perbatasan negara. Pencemaran air di China saat ini semakin memprihatinkan dan menjadi suatu masalah yang serius bagi masyarakat China.
Kasus pencemaran air di China tersebut telah mengundang perhatian Greenpeace. Greenpeace adalah organisasi kampanye global independen yang bertindak untuk mengubah sikap dan perilaku, melindungi dan melestarikan lingkungan dan untuk mempromosikan perdamaian dengan membuat sebuah revolusi energi untuk mengatasi ancaman lingkungan seperti pencemaran air. Greenpeace terdapat di lebih dari 55 negara yang tersebar di seluruh benua Eropa, Amerika, Asia, Afrika dan Pasifik. Greenpeace ada karena bumi yang rapuh ini pantas mendapat suara, perlu solusi, perlu perubahan dan perlu sebuah tindakan yang nyata.
Pada tahun 2011 Greenpeace menelusuri dan mendapatkan temuan informasi bahwa pencemaran air di China yang terjadi pada sungai Yangtze dan Delta Pearl di China, bahwa perusahaan – perusahaan merek pakaian olahraga ternama dunia melakukan praktek pembuangan limbah kimia berbahaya ke sungai Yangtze dan Delta Pearl di Cina.
Dalam menanggulangi permasalahan pencemaran air di Tiongkok, Greenpeace melakukan serangkaian kegiatan. Yang pertama adalah advokasi, yaitu bertindak dalam rehabilitasi air bersih di sungai – sungai di negara China terutama sungai Yangtze, Delta Pearl, sungai Hwang Ho, dan sungai Kuning dengan cara melakukan mobilisasi pada masyarakat China terkait masalah pencemaran air di aliran sungai tersebut. Memberikan hasil laporan investigasi mengenai pencemaran air kepada pemerintah China. Hasil dari advokasi Greenpeace tersebut telah menyadarkan pemerintah China akan pentingnya kualitas air untuk masyarakatnya dengan membuat beberapa kebijakan seperti lebih mengawasi perusahaan - perusahaan dalam pengelolaan limbah. Masyarakat China dapat saja mengalami sengketa dengan berbagai pihak perusahaan dalam kaitannya dengan pencemaran air.
Lalu yang kedua adalah monitoring, penelitian dan evaluasi. Greenpeace melakukan monitoring terhadap pencemaran limbah pabrik jeans yang menghebohkan dunia lewat temuan lembaga swadaya masyarakat ( LSM ) Greenpeace pada tahun 2010. Berdasarkan penelitian tersebut, LSM mengklaim pencemaran di China naik 2 kali lipat dari tahun 2007 karena banyaknya industri jeans di China. Salah satu pusat industri terbesar di China. Selain air sungai menjadi biru, limbah pabrik jeans juga menyebabkan bau menyengat tercium di sekitar sungai. Setelah di teliti 17 dari 21 sampel air yang diambil dari sungai - sungai tersebut mengandung logam berat terutama cadmium 128 kali lipat dari batas aman yang ditetapkan pemerintah setempat. Hasil evaluasi tersebut membuahkan hasil mengenai transparansi oleh pemerintah China mengenai peta digital untuk tingkat pencemaran air di China di 300 kota dan 31 provinsi di China.Monitoring, penelitian dan Evaluasi Greenpeace yang dilakukan selama ini lebih ditujukan untuk memenuhi keperluan informasi kepada masyarakat China, sebagaimana dilihat dari sudut pandang dari program Greenpeace itu sendiri.
Dan yang ketiga adalah fasilitasi komunikasi, Greenpeace sebagai organisasi yang memfasilitasi komunikasi adalah membangun pola atau bentuk komunikasi sinergis antara warga China, perusahaan – perusahaan dan pemerintah di China. Sejak Greenpeace berperan, enam brand perusaaan industri tekstil ternama telah menerima kampanye Greenpeace untuk detox, dan keputusan perusahaan - perusahaan tersebut untuk membersihkan limbah perusahaan mereka yang dipengaruhi sebagian besar oleh ratusan ribu orang di seluruh dunia. Beberapa orang menandatangani petisi, dan yang lain menulis surat kepada para CEO perusahaan tersebut, serta beberapa memakai tato Detox, sementara yang lain mengomentari halaman Facebook merk - merk tersebut.
Source :
Penulis
Syukron Subkhi
Ketua Divisi Riset dan Data 2
Comments