top of page
Writer's pictureadmin

LONGGARKAN PROTOKOL KESEHATAN, EURO 2020 AKIBAT NAIKNYA KEMBALI JUMLAH KASUS COVID-19?

Oleh : Azarya Raditya




Akibat hadirnya wabah virus COVID-19 di awal 2020, gelaran sepakbola antar negara seluruh penjuru Eropa “Euro” ditunda. Euro 2020 yang seharusnya diadakan di pertengahan tahun 2020 harus mundur karena ledakan kasus COVID-19 yang pada saat itu berada di puncaknya. Meskipun tertunda cukup lama, UEFA pada akhirnya memutuskan Euro 2020 tetap dilaksanakan pada Juni 2021. Mengalami banyak kritikan dan juga kecaman, panitia merasa bahwa keadaan Eropa saat ini cukup aman untuk tetap melaksanakan gelaran 4 tahun sekali tersebut. Kemudian mereka juga mengutarakan bahwa akan menjaga protokol kesehatan selama gelaran tersebut berlangsung. Pernyataan ini terealisasi dengan hadirnya aturan baru dalam penyelenggaraan Euro 2020, di antaranya yaitu persyaratan karantina, pembatasan perjalanan serta modus tes COVID-19.


Dibalik pernyataan tersebut, ada kenyataan yang ternyata berbanding terbalik. Saat pertandingan Euro 2020 berlangsung di Hungaria, penonton membeludak di Stadion Puskas Arena Budapest pada saat pertandingan Perancis versus Hungaria pada Sabtu, 19 Juni 2021. Laga ini dihadiri lebih dari 60.000 penonton atau kapasitas maksimal Stadion Puskas Arena. Pemerintah Hungaria dibawah kendali Perdana Menteri Viktor Orban memutuskan tidak menerapkan protokol kesehatan di Euro 2020. Asosiasi Sepak Bola Hungaria membebaskan penonton memenuhi Stadion Puskas Arena tanpa ada jaga jarak, dan penggunaan masker. Kebijakan itu seiring dengan tingginya program vaksinasi di Hungaria. Otoritas kesehatan Hungaria memperkirakan ada 5,3 juta dari total 9,8 juta penduduk telah divaksinasi hingga 11 Juni, yang merupakan hari pembukaan Euro 2020. Hal ini tentu merupakan hal yang sangat luar biasa menarik perhatian, mempertimbangkan bagaimana dunia selama beberapa bulan kebelakang benar-benar menjaga protokol kesehatan agar jumlah kasus COVID-19 tidak meningkat. Kapasitas stadion yang penuh, ditambah lagi dengan tidak adanya jaga jarak dan juga penggunaan masker menjadi kontroversi.


WHO menanggapi hal ini dengan cukup serius. WHO menyatakan kecemasan bahwa kerumunan orang di stadion sepak bola Euro 2020 dan di pub dan bar di kota tuan rumah mendorong peningkatan infeksi virus corona saat ini di Eropa. Adanya kejadian ini kemungkinan karena gelaran Euro dilaksanakan di 11 negara berbeda di seluruh penjuru Eropa. Berbeda dengan Hungaria, Inggris yang juga menjadi salah satu negara tempat diadakannya pertandingan cukup menjaga protokol kesehatan. Stadion Wembley, sebelumnya telah menjadi lokasi laga penyisihan grup antara Inggris melawan Kroasia. Pada laga itu hadir 22.500 penonton, yang hanya sejumlah 25% kapasitas Stadion Wembley. Penonton juga diwajibkan untuk menjaga jarak antara satu sama lain sehingga tidak terjadi kerumunan.


Setelah gelaran Euro 2020 selesai dilaksanakan, kasus COVID-19 di Eropa cenderung meningkat. Berdasarkan data WHO terjadi tambahan 389.745 kasus baru pada 21 hingga 27 Juni 2021. Peningkatan kasus COVID-19 naik 14,3% dibandingkan sepekan sebelumnya yang sebanyak 340.805 orang. Kasus baru semakin melonjak pada sepekan berikutnya yakni 498.205 orang atau naik sebesar 27,8%. Beberapa negara yang menjadi tempat penyelenggaraan Euro 2020 dan juga negara sekitarnya menunjukkan persentase kenaikan kasus yang cukup signifikan. Denmark yang tertinggi mencapai 84% dari pekan sebelumnya. Azerbaijan yang terletak di antara Eropa dan Asia tercatat meningkat 69% dalam sepekan terakhir. Inggris juga mengalami peningkatan kasus COVID-19 hingga 68%. Kemudian Spanyol sebesar 65%, Belanda 36%, dan Rusia naik hingga 19%. Hal ini tentu menjadi bukti nyata dari kekhawatiran WHO sebelumnya mengenai ketidakseriusan tiap negara dan juga UEFA dalam menjaga protokol kesehatan selama gelaran Euro 2020.


Menghadapi hal ini, Uni Eropa segera mempercepat vaksinasi ke seluruh penjuru Eropa. Percepatan vaksinasi ini diharapkan bisa meredam tingkat penularan, terlebih mortalitas akibat naiknya tingkat penyebaran COVID-19 pasca Euro 2020. Dengan adanya kejadian ini, seharusnya negara-negara di Eropa menjadi lebih hati-hati dalam menangani tiap acara besar yang diselenggarakan. Pentingnya menjaga protokol kesehatan dan juga melakukan pembatasan untuk acara-acara besar tersebut diharapkan dapat mengurangi resiko penularan COVID-19. Namun alangkah lebih baiknya apabila acara-acara tersebut ditiadakan, karena telah terbukti bahwa hal tersebut menjadi faktor lonjakan kasus COVID-19.

8 views0 comments

Comentarios


bottom of page