Oleh: Amelia Ayu Lestari
Ukraina merupakan negara yang secara resmi merdeka dan berdaulat 28 tahun yang lalu pasca runtuhnya Uni Soviet. Negara ini memproklamasikan kemerdekaannya tahun 1991 setelah kurang lebih selama 70 tahun berada di bawah kekuasaan Uni Soviet. Negara yang terletak di Eropa Timur ini berbatasan langsung dengan negara Rusia. Meski Ukraina sudah merdeka lebih dari 25 tahun yang lalu, namun tidak menjamin bahwa keadaan negeri Ukraina sudah aman, damai dan sejahtera. Hal tersebut dikarena telah dan masih berlangsung konflik dalam negeri pada negara tersebut. Konflik ini terjadi di Ukraina Timur dan tidak hanya menarik perhatian pemerintah setempat namun juga dunia.
Konflik yang terjadi di bagian timur Ukraina ini sudah terjadi sejak Maret 2014. Konflik bersenjata terjadi di Donbass, Ukraina dan biasa disebut dengan konflik Donbass atau perang Donbass (Donbass war). Konflik Donbass melibatkan pasukan tentara Ukraina melawan pasukan Republik Rakyat Donetsk (DNR) dan Republik Rakyat Lugansk (LNR) yang memproklamasikan kemerdekaannya dari Ukraina. Pertempuran sengit di timur Ukraina terus berlangsung hingga perjanjian Minsk berhasil dicapai pada 12 Februari 2015. Setelah itu, situasi sempat membaik, tetapi hingga kini aksi saling serang masih terus berlangsung. Kekerasan di Ukraina timur antara pasukan separatis yang didukung Rusia dan militer Ukraina secara konservatif telah menewaskan lebih dari 10.300 orang dan melukai hampir 24.000 sejak April 2014. (https://www.cfr.org/interactive/global-conflict-tracker/conflict/conflict-ukraine diakses 7 Oktober 2019)
Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) merupakan organisasi kerja sama keamanan antarpemerintah di Eropa yang bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keamanan dan memfokuskan pada isu keamanan secara komprehensif, meliputi masalah pengawasaan senjata, langkah-langkah membangun kepercayaan dan keamanan, hak asasi manusia, kaum minoritas, demokratisasi, kebijakan strategi, antiterorisme, kegiatan ekonomi, dan lingkungan. OSCE bukan merupakan sebuah aliansi militer, melainkan lebih menekankan pada penyelesaian berbagai masalah keamanan melalui dialog terbuka dan komprehensif yang bersifat kooperatif dan inklusif.
Dalam menanggapi situasi yang terjadi di Ukraina Timur, OSCE berperan strategis dalam merespon konflik tersebut. Pertama, OSCE berusaha untuk menjembatani dan meredakan ketegangan dengan melibatkan kedua negara yang sedang berkonflik melalui wadah dialog yang bersifat komprehensif. Kedua, OSCE mengirimkan Misi Pemantauan Khusus untuk memonitor dinamika krisis di Ukraina Timur secara intensif. Ketiga, OSCE melaksanakan Misi Penilaian Hak Asasi Minoritas guna melindungi kaum Minoritas Nasional di Ukraina. Keempat, OSCE juga menciptakan Interparliamentary Liaison Assembly melalui organ Parliamentary Assembly untuk mempromosikan dialog terbuka dan komprehensif antarnegara agar dapat terjadi de-eskalasi konflik di wilayah tersebut. Namun demikian, dalam upaya meredakan ketegangan tersebut, OSCE masih menemui berbagai hambatan di lapangan akibat ketegangan hubungan bilateral antara Ukraina dan Rusia.
OSCE memiliki tanggung jawab terhadap penyelesaian konflik yang terjadi di Ukraina Timur karena Ukraina adalah anggota OSCE. Rasa tanggung jawab dan kepedulian OSCE ditunjukkan dengan cara berperan aktif dalam usaha menciptakan manajemen krisis dan pencegahan konflik di Ukraina Timur. Meskipun dinamika konflik yang terjadi di wilayah Donetsk dan Luhansk di bagian timur Ukraina ini terus meningkat, Pemerintah Ukraina dan gerakan separatis pro-Rusia sepakat melaksanakan gencatan senjata yang disponsori oleh OSCE pada tanggal 1 September 2015.
Selain sebagai instrumen perdamain konflik ini, OSCE diberi mandat untuk berkontribusi mengurangi ketegangan dan membantu menumbuhkan perdamaian, stabilitas dan keamanan. Misi melibatkan dengan otoritas di semua tingkatan, serta masyarakat sipil, kelompok etnis dan agama dan komunitas lokal untuk memfasilitasi dialog di lapangan. Misi akan mengumpulkan informasi dan melaporkan situasi keamanan, menetapkan dan melaporkan fakta sebagai tanggapan atas insiden tertentu, termasuk yang menyangkut dugaan pelanggaran prinsip-prinsip dasar OSCE. Misi yang masih terus berjalan yaitu dinamakan “special monitoring mission to ukraine’’(SMM). Salah satu bentuk implementasi dari upaya ini adalah dengan memonitor semua keadaan dalam area konflik setiap hari untuk dapat memetakan perkembangan konflik termasuk jumlah korban jiwa akibat konflk ini dan penyusunan kebijakan berikutnya sesuai dengan apa yang sudah di monitor sebelumnya.
Misi Pemantauan Khusus OSCE ke Ukraina atau SMM, sesuai dengan mandatnya, terus "memantau dan mendukung penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar" termasuk kemampuan orang untuk mengakses layanan keadilan yang penting. Dalam hal ini, SMM telah memantau implikasi dari relokasi semua layanan peradilan, penuntutan dan administrasi dari non-pemerintah ke daerah yang dikendalikan pemerintah karena konflik di Donetsk dan wilayah Luhansk. Laporan ini mempertimbangkan kendala pada akses ke layanan peradilan yang efektif dan adil yang disebabkan oleh kombinasi tindakan yang diambil oleh Republik DPR dan LPR, hilangnya kendali pemerintah atas daerah dan relokasi layanan pemerintah. Meskipun temuan SMM tidak memungkinkan untuk penilaian yang komprehensif, karena pembatasan akses dan sejauh mana sistem peradilan dipengaruhi oleh konflik, kegiatan pemantauan telah menetapkan bahwa beberapa faktor telah membatasi akses individu terhadap pemulihan hukum yang efektif dan melanggar hak untuk persidangan yang adil. Faktor-faktor ini termasuk tidak adanya layanan peradilan yang sah dan efektif di wilayah-wilayah yang tidak dikendalikan oleh pemerintah, berkurangnya kapasitas pengadilan dan kantor penuntutan yang direlokasi dan pembatasan gerakan antara daerah-daerah yang dikuasai pemerintah dan non-pemerintah. Relokasi semua layanan peradilan dari Republik Otonomi Krimea dan Kota Sevastopol (Krimea) telah menyebabkan keprihatinan yang sama untuk orang-orang yang dipindahkan dari Krimea.
Meskipun sudah ada beberapa cara untuk meredakan konflik tersebut namun konflik tersebut hingga saat ini masih terus berlangsung dan memakan banyak korban jiwa dan kerusakan yang serius. OSCE pun hingga saat ini masih berperan aktif dalam meredakan konflik yang masih berlangsung 5 tahun tersebut. Hingga saat ini OSCE pun masih terus melaporkan laporan harian dari hasil Misi Pemantauan Khusus di Ukraina (SMM) pada websitenya.
Referensi:
https://www.cfr.org/interactive/global-conflict-tracker/conflict/conflict-ukraine diakses pada 7 oktober 2019.
https://www.osce.org/, diakses pada 7 oktober 2019.
https://www.osce.org/special-monitoring-mission-to-ukraine/ diakses pada 7 oktober 2019.
http://www.aljazeera.com/news/europe/2014/03/timeline-ukrainepolitical-crisis201431143722854652.html diakses pada 7 oktober 2019.
Comments