Oleh : Mella Syaftiani
Parlemen Liga Arab meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyatakan kelompok pemberontak Houthi di Yaman sebagai organisasi teroris. Dalam pertemuan yang digelar di Kairo, Mesir pada Rabu (19/6) waktu setempat, parlemen Liga Arab memutuskan untuk meminta PBB dan Dewan Keamanan untuk mengambil sikap tegas dan segera mengklasifikasikan milisi Houthi sebagai organisasi teroris. Seperti dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (20/6/2019), parlemen Liga Arab menuding Houthi kerap menargetkan infrastruktur sipil dan vital di Arab Saudi dengan rudal-rudal balistik atau drone. Dalam pertemuan di Kairo tersebut, parlemen Liga Arab juga meminta badan Liga Arab untuk membawa “isu ancaman dan intervensi Iran" ke Dewan Keamanan PBB. (https://news.detik.com/internasional/d-4593719/parlemen-liga-arab diakses pada tanggal 28 september 2019)
Kelompok Houthi ini merupakan bagian dari masyarakat Yaman yang beraliran Islam Syiah sedangkan pemerintah Yaman pada saat ini beraliran Islam Sunni, sehingga menimbulkan pemberontakkan dari kelompok Houthi terhadap negerinya sendiri. Karena negara Yaman menjalin kerjasama atau menjadi sekutu negara Arab Saudi yang juga beraliran Islam Sunni.
Kelompok Houthi merupakan sekutu negara Iran yang sama-sama beraliran Islam Syiah. Sehingga membuat kelompok Houthi memusuhi pemerintah Yaman yang sah. Tindakan yang dilakukan kelompok Houthi terhadap Arab Saudi yaitu melakukan penyerangan bagian terminal kedatangan di bandara Abha yang melukai 26 orang pada 12 Juni kemarin. Kemudian, kelompok Houthi juga melakukan penyerangan kembali ke Arab Saudi dengan menyerang kilang minyak Aramco menggunakan drone sehingga merusak dua stasiun pompa pipa minyak pada 14 Mei lalu.
Serangan yang dilakukan kelompok Houthi bertujuan untuk menggulingkan pemerintan presiden Abed Rabbo Mansour Hadi dan mengambil alih pemerintahan. Jika Yaman berhasil dikuasai oleh kelompok Houthi, maka Yaman menyusul Iran menjadi negara Islam Syiah. Hal ini tentunya akan membahayakan posisi Arab Saudi karena wilayah Yaman berdekatan dengan wilayah Arab Saudi.
Menurut analisa intelijen, jika Yaman benar-benar dikuasai oleh kelompok Houthi, Yaman akan digunakan oleh Iran sebagai pangkalan militer Iran. Pangkalan militer tersebut bisa digunakan untuk persiapan perang antara Iran dan Arab Saudi. Hal ini merupakan upaya Iran untuk memulai perang dengan Arab Saudi. Sejatinya konflik Iran dengan Arab Saudi sudah terjadi sejak dulu. Fakta menarik konflik tersebut dikarenakan perbedaan pandangan aliran dalam ajaran Islam. Selain itu, persaingan perdagangan minyak juga menjadi pemicu konflik antara Iran dengan Arab Saudi. Perbedaan sekutu politik juga menimbulkan konflik karena Arab Saudi merupakan sekutu negara Amerika Serikat dan Iran merupakan sekutu Rusia.
Dan Liga Arab juga merespon tindakan kelompok Houthi yang menyerang kilang minyak Arab Saudi dengan menggunakan drone rudal mereka. Liga Arab mengecam tindakan yang dilakukan kelompok Houthi sebagai tindakan terorisme. Dan Liga Arab meminta PBB untuk menyatakan kelompok Houthi sebagai organisasi teroris dan musuh bersama masyarakat dunia.
Jika PBB menyetujui kelompok Houthi sebagai organisasi teroris, maka akan memunculkan konflik baru di Timur Tengah. Hal ini menambah rentetan konflik di Timur Tengah yang terjadi setelah Perang Dunia II berakhir. Konflik yang terjadi sejak dulu membuat tidak stabilnya politik di Timur Tengah, sehingga membuat negara di Timur Tengah tidak mampu menjadi negara maju dan bersaing dengan dua kekuatan raksasa dunia yaitu Amerika Serikat dan Rusia. Padahal negara-negara Timur Tengah memiliki potensi besar menjadi negara maju karena memiliki sumber daya minyak yang menjadi tumpuan hidup seluruh negara-negara di dunia.
REFERENSI:
https://news.detik.com/internasional/d-4593719/parlemen-liga-arab diakses pada tanggal 28 september 2019
Comments