top of page
Writer's pictureadmin

Pengaruh IMF Bagi Negara-Negara Miskin

Perekonomian dunia dan IMF telah berubah dalam enam dekade sejak saat negara-negara yang terkena krisis banyak yang meminjam pada IMF. IMF adalah suatu organisasi dimana lembaga tersebut memberikan pinjaman pada negara anggotanya lalu memberikan pendampingan untuk membangun negara tersebut serta membantu mengelola pinjaman sehingga dapat digunakan dengan baik oleh pemerintahnya. Banyak peminjaman kepada IMF diakibatkan krisis yang terjadi pada negara anggota. Dan keterlibatan IMF dalam pencegahan dan penyelesaian, banyak hal juga yang ditakutkan IMF, karena separuh dari anggotanya berada pada kreditor debitur dengan sedikit kemungkinan berganti posisi, sehingga banyak dari negara cenderung melihat dirinya sebagai anggota salah satu tersebut. Saat ini pula keanggotaan dari IMF sendiri telah jauh lebih besar bahkan menjadi universal, dan tanggung jawab IMF dalam tata kelola ekonomi global juga telah meningkatkan keterlibatannya dalam perumusan kebijakan di dalam negara anggota, khususnya negara peminjam yang kini telah meluas. Bagaimanakah pengaruh IMF bagi negara-negara yang kini terlibat dalam pergeseran menjadi krisis?


Saya mengambil contoh negara yang kini menjadi sorotan dunia karena krisis moneter. (IMF) melakukan penghitungan mengenai potensi penyelamatan Venezuela yang dilanda krisis ekonomi parah. Menurut lembaga internasional itu, potensi penyelamatan bisa menembus lebih dari 30 miliar dollar AS per tahun. angka yang sangat besar kemungkinan dibutuhkan untuk meningkatkan impor, menggenjot konsumsi, dan membiayai utang-utang fiskal. Saat ini, Venezuela mengalami krisis sosial ekonomi. Impor ke negara itu telah anjlok 80 persen dalam lima tahun terakhir dan IMF memprediksi inflasi Venezuela akan menembus lebih dari 2.300 persen pada tahun 2018. Venezuela juga terlilit utang mencapai 140 miliar dollar AS. Krisis yang semakin memburuk menimbulkan gelombang demonstrasi pada tahun 2017, hingga menyebabkan 125 orang tewas dalam upaya melawan Presiden Nicolas Maduro. IMF sendiri tidak memiliki hubungan resmi dengan Venezuela karena negara itu memutus hubungan sejak tahun 2007. Namun, IMF memonitor krisis di Venezuela secara cermat dan dampaknya terhadap negara-negara tetangga di Amerika Selatan. Dalam laporannya, IMF menyatakan ekonomi Venezuela dalam kondisi hancur. Di samping itu, krisis ekonomi, kemanusiaan, dan politik belum menemukan titik akan berakhir. Ekonomi Venezuela telah merosot 35 persen dalam kurun waktu 2014 hingga akhir tahun 2017. Venezuela juga tengah berjalan menuju hiperinflasi. Sebelum melakukan intervensi, IMF membutuhkan permintaan resmi dari pemerintah terkait bantuan dana. Namun, kabarnya dialog antara IMF dengan pemerintah akan berjalan. Namun saat ini pemerintah meminta bantuan negara yaitu kepada China. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro melakukan kunjungan ke China untuk mencari bantuan yang lebih besar untuk mengatasi krisis keuangan yang menimpa negaranya. Krisis itu telah menyebabkan kerusuhan, berbagai upaya pembunuhan, dan runtuhnya mata uang negara mereka. Menteri keuangan, Simon Zirpa menyatakan, China telah sepakat akan memberikan pinjaman sebesar 5 miliar dollar AS dan Venezuela akan membayar kembali dengan menggunakan uang tunai ataupun minyak mentah. Presiden Maduro telah menghentikan sebagian besar pembayaran utang luar negeri Venezuela, berutang lebih dari 6 miliar dollar AS kepada pemegang obligasi, dan memotong sebagian besar sumber pembiayaan baru. China dan Venezuela sedang menyelesaikan perjanjian dan akan merilis rincian secara tepat waktu. Venezuela terus mencari solusi yang bisa disepakati bersama dengan para pemegang obligasi asing. Obligasi minyak milik negara Petroleos de Venezuela akan jatuh tempo pada tahun 2020, meningat 0,3 persen menjadi 81 sen dalam dollar AS, dengan imbal hasil 22,4 persen. Obligasi pemerintah untuk tahun 2027 yang saat ini gagal bayar pun juga mengalami perubahan pada 23 sen. China telah menjadi pemberi pinjaman utama kepada Venezuela sejak tahun 2008 ketika pertama kali menyediakan dana untuk infrastruktur dan proyek-proyek minyak di negara tersebut. Meskipun hanya ada sedikit data yang dipublikasikan, China telah memberikan pinjaman sekitar 70 miliar dollar AS dalam beberapa kali angsuran, sebagian besar harus dibayar kembali dalam bentuk minyak. Dan krisis moneter yang terjadi pun akhirnya membawa masyarakatnya untuk berimigrasi. Seperti hal nya di Kolombia, pengungsi yang terus meningkat membuat Kolombia mengusulkan perlu dibentuknya dana bantuan dari International Monetary Fund (IMF) untuk membantu beberapa ratus ribu pengungsi yang meninggalkan Venezuela kala negara sedang bergejolak mengatasi krisis ekonomi dan politik, Lebih dari 500.000 orang telah menyeberang ke Kolombia dan 40.000 orang telah pergi ke Brasil karena krisis politik dan ekonomi yang terus memburuk. Tahun lalu, organisasi internasional untuk migrasi mengungkapkan ada sekitar 629.000 migran Venezuela di Amerika Selatan, naik dari sekitar 84.000 pada 2015. Venezuela sedang mengalami krisis ekonomi besar, dengan jutaan orang menderita kekurangan makanan dan obat-obatan, dan pemerintah yang terlambat membayar sekitar US$ 1,9 miliar dalam bunga utangnya.



Hal ini menjadi sorotan dunia, dimana warga negaranya berbondong-bondong untuk berimigrasi karena tidak adanya kesejahteraan bahkan pekerjaan saja pun sulit untuk mereka temukan. Berharap dengan berimigrasi akan merubah nasib mereka, namun bagaimana dengan masyarakat yang masih bertahan di negara itu? kini menjadi negara yang kriminalitas nya meningkat, dikarenakan kebutuhan mereka yang tak tercukupi, sehingga jarahan toko pun berulang kali terjadi, bayangkan saja harga tisu yang di bandrol 2000.000 bagaimana dengan harga-harga pokok lainnya? Untuk hal ini, pemerintah harus berupaya keras untuk meningkat kan kembali kestabilan dan kesejahteraan negaranya, sehingga krisis yang kini terjadi tak akan terulang lagi.


-Penulis

Nurul Arfah Lubis

Staff Divisi Komunikasi dan Jaringan 2017/2018

13 views0 comments

Comments


bottom of page