Oleh: Davin Rafi Arta
Sampah makanan merupakan masalah yang terdapat di berbagai negara terutama negara dengan kesadaran pentingnya pangan yang rendah. Permasalahan kesehatan pangan ini hampir ada di seluruh negara yang mengakibatkan kematian baik anak anak sampai ke orang dewasa. Tercatat lebih dari 690 juta orang menderita kelaparan dan lebih dari satu menderita kekurangan gizi, banyak faktor yang mengakibatkan kelaparan di dunia mulai dari pengolahan SDA yang tidak tepat sasaran serta pendistribusian bahan makanan yang kurang efisien menjadi penyebab kelaparan di dunia.
Covid-19 sendiri ikut memperparah kelaparan yang ada di dunia, data menunjukan 83 negara mengalami langka pasokan pangan yang menyebabkan 811 juta orang di dunia kelaparan pada tahun 2020 dimana pandemik Covid-19 baru saja dimulai. Covid-19 sendiri mengakibatkan kekurangan pekerja yang ada di lapangan yang berimbas kepada kurangnya pasokan sumber makanan yang ada, dengan berkurangnya pasokan pangan maka kebanyakan orang akan kesulitan dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari yang berdampak langsung kepada bertambahnya angka kelaparan(worldbank).
FAO (Food and Agriculture Organization) sebagai badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memimpin upaya internasional untuk mengatasi kelaparan dan meningkatkan gizi dan ketahanan pangan ikut berpartisipasi dalam mengurangi kelaparan di dunia dengan melakukan kampanye-kampanye yang menyadarkan akan pentingnya makanan di saat pandemik covid-19.
Telefood adalah salah satu kampanye tahunan yang dilakukan FAO untuk mengurangi kelaparan serta memberikan pemahaman tentang kelaparan yang ada di dunia melalui konser, acara dan siaran lainnya. Dalam situasi pandemic dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah dan badan internasional untuk memberikan kesadaran serta mengembangkan kebijakan untuk mengurangi sampah makanan yang ada. Di tingkat mikro sendiri FAO menjalin kerjasama dengan petani, penangan, pengolah dan pedagang, sektor publik dan swasta dan masyarakat sipil untuk memberikan penyuluhan mengenai cara mengelola pangan yang baik baik bahan mentah maupun mengelola sampah makanan.
Mengurangi pemborosan makanan disaat pandemic sangat penting untuk menciptakan dunia tanpa kelaparan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Bagi sebagian orang kampanye FAO ini tidak terlalu terasa di kehidupan mereka namun bagi 811 juta orang yang menderita kelaparan karena pandemic ini usaha FAO akan sangat terasa dan mempermudah mereka dalam mencukupi pangannya sehari-hari.
Kesadaran akan pengelolaan sampah sisa makanan selain bermanfaat dalam mengurangi angka kelaparan juga berfungsi sebagai bentuk perawatan terhadap lingkungan sekitar. Sampah makanan yang lama kelamaan bertumpuk dan tidak terurai akan menimbulkan bau busuk serta menjadi tempat berkumpulnya penyakit yang membahayakan lingkungan sekitarnya.
Pandemic covid-19 mengubah bentuk kampanye yang dilakukan FAO saat ini, awalnya kampanye yang dilakukan lebih terfokus kepada acara amal yang melibatkan perkumpulan langsung, namun saat ini FAO lebih fokus untuk mengkampanyekan melalui siaran dan internet sesuai dengan perkembangan zaman dan situasi yang dihadapi. Kampanye yang dilakukan FAO menyasar kepada semua masyarakat dunia terlebih lagi aktor aktor yang berperan langsung dalam mengelola pasokan makanan.
Dengan kampanye yang dilakukan FAO diharapkan angka kelaparan yang ada saat pandemic covid-19 akan lebih terkendali dan akan terwujudnya kesadaran masyarakat yang peduli akan sampah makanan.
Comments