top of page
Writer's picturevisualpublikasi202

PERAN WASTEAID DALAM MEMBANTU MENGELOLA SAMPAH DI GAMBIA PADA TAHUN 2018–2020

Oleh: Beltsazar Kenobi


Sampah atau limbah dianggap sebagai hal yang tidak diinginkan, tidak dapat digunakan, dan tidak bernilai. Berbagai macam sampah mulai dari limbah karet, kayu, tanah, dan plastik merupakan salah satu masalah lingkungan dalam dekade terakhir. Pengelolaan limbah cair, padat, dan gas juga menjadi masalah di kawasan Afrika Barat dan seluruh dunia. Pertambahan penduduk yang pesat di daerah perkotaan telah mengakibatkan perubahan dalam infrastruktur serta kerusakan lahan. Tingkat pertumbuhan pabrik yang cepat serta industrialisasi di dunia meningkatkan standar hidup masyarakat, tetapi juga menambah tingginya produksi limbah padat pada negara berkembang salah satunya seperti Gambia.


Gambia merupakan negara terkecil di bagian barat benua Afrika. Gambia sangat mengandalkan sektor agrikultur, industri agrikultur, dan turisme sebagai penggerak roda perekonomiannya (Forde, E. R.A. et al). Dengan demikian, tidak heran jika masalah limbah padat di Gambia menjadi permasalahan di negara tersebut. Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan limbah adalah dengan adanya pengelolaan limbah atau Waste Management. Tindakan mendaur ulang kembali limbah berdampak baik pada jumlah limbah sekali pakai, lingkungan, dan kesehatan di masyarakat. Melalui tindak pengelolaan, meningkatnya kebersihan masyarakat hingga membaiknya sanitasi di sekolah maupun lingkungan dapat terjadi.


Agar dapat merealisasikan hal tersebut, pada tahun 2018 organisasi lokal The Gambian Trust Agency For Rural Development (TARUD) bekerja sama dengan WasteAid dalam program kemitraan yang berjalan selama 2 tahun. Peran WasteAid dalam membantu masyarakat Gambia untuk mengelola sampah merupakan fungsi dari organisasi internasional. Menurut A. Le Roy Bennet, salah satu fungsi dari organisasi internasional adalah “to provide the means of cooperation among states in areas which cooperation provides advantages for all or a large number of nations” (Perwita dan Yani, 2006). Dengan dilakukannya kerjasama antara organisasi lokal dan organisasi internasional (dalam kasus ini adalah WasteAid) diharapkan dapat memberikan dampak yang baik bagi negara Gambia.


WasteAid UK adalah badan amal independen yang dibentuk oleh para profesional pengelolaan sampah untuk berbagi keterampilan pengelolaan sampah praktis dengan masyarakat di negara-negara berpenghasilan rendah. WasteAid bekerja bersama masyarakat untuk mendirikan pusat daur ulang kecil serta membantu menjauhkan plastik dari sungai dan lautan. WasteAid juga melatih para pelatih lokal agar ilmu yang diberikan dapat mempengaruhi masyarakat (WasteAid, 2018).


Dalam dua tahun tersebut, WasteAid bersama masyarakat lokal menjalankan program daur ulang plastik pertama di Gambia, menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan, dan mengubah sampah plastik di lautan menjadi produk yang bermanfaat. WasteAid akan melatih perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas yang kurang beruntung untuk mengumpulkan, memilah serta mengolah kembali sampah plastik, sehingga menjadi aset ekonomi dan bukan masalah polusi (WasteAid, 2018).


Setahun setelah berjalannya program tersebut, terdapat 30 peserta yang berhasil lulus dari program pelatihan WasteAid. WasteAid juga melatih 24 pelatih dari organisasi mitra Women's Initiative Gambia di mana organisasi tersebut akan melatih komunitas lain di seluruh negeri sehingga dapat memberdayakan lebih banyak orang untuk mencegah polusi plastik. Program tersebut juga melatih masyarakat untuk mendaur ulang limbah plastik menjadi ubin dan atap paving daur ulang. Di tahun yang sama, ubin dan atap daur ulang tersebut sudah beredar di masyarakat (WasteAid, 2019).


Setelah dua tahun kemitraan WasteAid dan TARUD, mereka menghasilkan 90 orang terlatih di masyarakat Gunjur serta 24 pelatih dari ibu kota yang bekerja dalam pengumpulan, pemilahan dan pengolahan sampah plastik untuk membuat produk yang bermanfaat seperti ubin dan atap paving daur ulang. Peserta pelatihan juga diberi pemahaman tentang dampak kesehatan dan iklim dari pembakaran sampah plastik, juga diberikan pelatihan keterampilan bisnis serta kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam tiga bulan pertama program tersebut, tim di Gunjur telah mencegah sejuta kantong plastik dibakar atau mencapai Samudra Atlantik (WasteAid, 2021).


Terbukti dengan diadakannya kerjasama antara organisasi lokal dengan WasteAid, masalah lingkungan dapat diselesaikan dengan baik meskipun bukan dalam skala yang besar. Namun, jika dari pemerintah maupun masyarakat tidak melanjutkan apa yang sudah dimulai, masalah lingkungan ini tidak akan teratasi meskipun banyak organisasi non-profit lokal dan internasional yang bekerja mati-matian untuk menyelesaikan masalah lingkungan pada suatu negara. Perlu adanya inisiatif dan juga kesadaran pemerintah maupun masyarakat akan kerusakan lingkungan agar generasi yang akan datang tidak terdampak akibat banyaknya sampah atau limbah di lingkungan bermasyarakat.


18 views0 comments

Comments


bottom of page