Oleh: Daffa Naufal Khoiri
Pada 15 Agustus 2021, kelompok Taliban berhasil menguasai Kabul, Ibu Kota Afghanistan. Jatuhnya Kabul ke tangan Taliban disebut-sebut merupakan kesalahan dari Amerika Serikat karena menarik tentara mereka dari negara Afghanistan. Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Presiden Amerika Serikat yang dituding salah perhitungan terhadap jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban. Setelah 20 tahun lamanya pasukan Amerika Serikat ikut berperang, Presiden Amerika Serikat Joe Biden akhirnya menarik seluruh pasukan tentara Amerika Serikat dari Afghanistan. Penarikan pasukan tersebut berakibat pada kekalahan Afghanistan. Penarikan tentara Amerika Serikat dari Afghanistan mengakibatkan Joe Biden yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat menerima banyak kritik. Namun, Biden menolak untuk disalahkan karena menurutnya permasalahan utama jatuhnya kota Kabul ke tangan Taliban yaitu karena para pemimpin politik Afghanistan menyerah dan melarikan diri dari negaranya. Jatuhnya Afghanistan di tangan Taliban mendapat banyak respon oleh dunia internasional.
Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban mendapat respon dari PBB. Merespon situasi di Afganistan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pertemuan darurat pada Senin, 16 Agustus 2021. Hasil dari pertemuan tersebut adalah PBB mengeluarkan pertanyaan untuk menghentikan permusuhan serta memulai pembentukan pemerintahan Afganistan yang bersatu, inklusif dan representatif, dan dengan partisipasi perempuan. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres saat rapat dengan Dewan Keamanan, menghimbau agar seluruh negara anggota berdiri sebagai satu kesatuan. Kemudian memastikan hak asasi manusia ditegakkan, bantuan kemanusiaan berlanjut, dan negara tidak menjadi platform teroris. (Katadata, 2021)
“Kami menyerukan segera diakhirinya kekerasan, pemulihan keamanan, ketertiban sipil dan konstitusional di Afghanistan. Kami dewan, menunjukkan keprihatinan mendalam tentang pelanggaran serius di negara hukum humaniter dan pelanggaran hak asasi manusia itu,” kata Deputi Duta Besar Estonia untuk PBB, Andre Lipart. Sedangkan Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak Dewan Keamanan mengerahkan segala cara untuk menekan ancaman teroris global dari Afghanistan, serta menjamin penghormatan terhadap hak asasi manusia. (Kumparan, 2021). Dewan Keamanan menekankan pentingnya memerangi terorisme di Afghanistan dan memastikan negara-negara lain tidak terancam atau diserang. Mereka menegaskan baik Taliban maupun kelompok atau individu Afghanistan lainnya tidak boleh mendukung teroris yang beroperasi di wilayah negara lain.
Respon dari PBB seakan ingin agar Afghanistan yang sekarang ini dikuasai Taliban untuk segera membentuk pemerintahan baru. Proses pengambilalihan kekuasaan yang dilakukan oleh Taliban cenderung dilakukan secara damai. Citra Taliban yang dahulu dikenal sebagai kelompok yang kejam dan diskriminatif terhadap perempuan perlahan-lahan ingin dihilangkan. Taliban yang sekarang mulai aktif menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan bahwa mereka telah berubah. Perkembangan itu menunjukkan bahwa Taliban sudah berubah sikap dari penolakannya atas teknologi informasi dan media modern, kini sudah membangun elemen-elemen media sosial untuk memperkuat pesan mereka.
Citra baru yang dihadirkan oleh Taliban seharusnya bisa membuat PBB untuk tidak perlu melakukan tindakan yang berlebihan kepada Taliban. Taliban telah berjanji untuk menghormati hak perempuan dan tidak menghukum warganya yang pernah bekerja untuk organisasi dan media asing serta melawan kelompok terorisme di negaranya. Hal tersebut sebagai bentuk agar Taliban mendapat pengakuan di dunia internasional. Hal yang bisa dilakukan oleh PBB saat ini adalah mengamati dan mengawasi perkembangan dari Taliban. PBB hanya perlu melihat apakah Taliban bisa memenuhi janjinya atau tidak.
PBB sebagai badan internasional menyerukan kepada Taliban untuk menghormati hak-hak warga sipil dan menjamin adanya hak asasi manusia di Afghanistan. Upaya yang dilakukan PBB antara lain adalah mendesak pemerintahan baru di Afghanistan untuk berkomitmen dalam menghormati hak-hak perempuan, dan etnis dan agama minoritas. Memberikan perlindungan terhadap warga sipil merupakan hal yang penting agar tidak menimbulkan kecaman dari kalangan internasional. Merupakan sebuah keharusan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh PBB bertujuan untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan. Upaya tersebut juga menjadi salah satu cara yang ditempuh guna mewujudkan tujuan ke-16 SDGs, yaitu peace and justice. Namun, PBB juga harus memberi waktu kepada Taliban untuk menjalankan pemerintahannya tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.
Comments