top of page
Writer's pictureadmin

Respon World Tourism Organization Terhadap Efektifitas Pemberlakuan Paspor Vaksin

By : Monica Andrea


Organisasi Pariwisata Dunia atau World Tourism Organization (UNWTO) merupakan salah satu organisasi di bawah naungan PBB yang menangani masalah pariwisata dan isu-isu kepariwisataan global. Tujuan utama UNWTO adalah untuk meningkatkan dan membangun pariwisata sebagai kontributor untuk pembangunan ekonomi, saling pengertian internasional, perdamaian, kemakmuran universal, HAM dan kebebasan dasar untuk semua tanpa memandang perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa dan agama. UNWTO telah membantu para anggotanya dalam industri pariwisata dunia, yang berperan sebagai faktor penting dalam perkembangan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, menyediakan insentif bagi pembangunan lingkungan dan warisan sejarah, serta mendukung perdamaian dan saling pengertian antar negara.


Pandemi Covid-19 yang melanda dunia berdampak langsung terhadap sektor pariwisata, entah itu pariwisata domestik maupun internasional. Keluarnya kebijakan-kebijakan seperti pembatasan wisatawan ke suatu negara serta lockdown membuat sektor pariwisata semakin melemah. UNWTO memperkirakan, sektor pariwisata secara global mengalami penurunan 70-75%, yang mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar 2 juta triliun dolar Amerika terhadap Gross Domestic Product (GDP) dunia. Tahun 2021, pariwisata juga diprediksi masih tetap akan menghadapi hambatan pembatasan perjalanan. Setelah setahun lebih pandemi melanda, negara-negara dan organisasi industri pariwisata tampaknya mulai melakukan upaya untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dengan mencari pendekatan standar protokol perjalanan yang bisa dilakukan di tengah pandemi. Standar protokol perjalanan yang dimaksud adalah paspor kesehatan atau paspor vaksin.


Seperti diketahui, saat ini banyak orang yang telah di vaksin sejak pendistribusian vaksin yang gencar di berbagai negara. Hal ini mendorong munculnya konsep paspor vaksin. Pada Januari 2021, UNWTO menggelar pertemuan di Madrid, Spanyol, dengan latar belakang meningkatnya kasus Covid-19 dan jenis virus corona baru. Pertemuan tersebut membahas langkah-langkah untuk memastikan dimulainya kembali perjalanan internasional dengan aman, lalu badan kesehatan dan perjalanan internasional diminta untuk meningkatkan koordinasi terkait sistem sertifikasi digital yang sudah terstandarisasi, juga melakukan harmonisasi protokol pengujian kesehatan. UNWTO, dan atas rekomendasi dari Global Tourism Crisis Committee, menganggap bahwa paspor vaksin harus menjadi dokumen perjalanan penting untuk memulai kembali pariwisata internasional. (The Guardian)


Sekretaris Jenderal UNWTO, Zurab Pololikashvili, mengatakan bahwa pendistribusian vaksin tengah berlangsung ke arah yang benar, namun dimulainya pariwisata dunia tidak bisa menunggu. Vaksin harus menjadi bagian dari pendekatan yang lebih luas dan terkoordinasi yang mencakup sertifikat dan izin untuk perjalanan antarperbatasan yang aman. Seorang spesialis medis dalam perjalanan, Dr. Richard Dawood di Fleet Street Clinic London, mengatakan bahwa bukti vaksinasi untuk bepergian tidak bisa kita hindari. Menurutnya, secara de facto bukti vaksinasi akan menjadi persyaratan masing-masing negara untuk membuktikan imunitas mereka. Beberapa perusahaan travel telah mewajibkan vaksin sebagai syarat perjalanan. Negara-negara, terutama yang sangat mengandalkan sektor pariwisata juga menunjukkan dukungan terhadap paspor vaksin. (The Guardian)


Namun demikian, ada pula pendapat yang skeptis terhadap pemberlakuan paspor vaksin. Beberapa ahli menunjukkan bahwa ada rintangan untuk pemberlakuan paspor vaksin ini. Termasuk soal keberadaan vaksin yang berbeda dengan tingkat kemanjuran yang berbeda, berapa lama imunitas akan bertahan, lalu apakah orang yang sudah divaksinasi masih dapat menyebarkan virus ke orang lain, dan tidak semua badan pariwisata mendukung gagasan paspor vaksin. Adapun WHO menyarankan untuk tidak mewajibkan vaksinasi sebagai syarat perjalanan internasional, karena masih terdapat ketidaktahuan yang kritis mengenai kemanjuran vaksinasi dalam mengurangi penularan, dan ketersediaan vaksin yang belum memadai.


Pemberlakuan paspor vaksin juga harus memikirkan berbagai pihak, seperti orang- orang yang tidak bisa di vaksin karena alasan tertentu, entah karena penyakit bawaan atau komorbid dan lain sebagainya. Mereka, orang-orang yang tidak di vaksin, seolah mendapat pembedaan. Padahal mereka mungkin bebas dari Covid-19, tetapi mereka tidak bisa melakukan perjalanan pariwisata karena tidak bisa menunjukkan sertifikat telah menerima vaksinasi.


Ini menjadi dilema tersendiri sekaligus tantangan bagi dunia internasional, yaitu bagaimana dunia internasional bisa melakukan koordinasi yang baik dan efisien terhadap keamanan terkait Covid-19 agar kepercayaan konsumen meningkat sehingga industri pariwisata bisa dimulai kembali. Di satu sisi, wacana penerapan paspor vaksin dinilai masih memiliki kelemahan oleh beberapa pihak, namun di sisi lain, pariwisata internasional sangat penting dan harus dipulihkan agar kondisi perekonomian membaik. Untuk itu, para pemangku kepentingan dan stakeholder terkait harus saling bersinergi dalam menciptakan skema pariwisata yang aman dan nyaman bagi konsumen, dan jika ingin memberlakukan paspor vaksin harus menemukan cara untuk setidaknya meminimalisir kelemahan dari paspor vaksin tersebut. Skema yang sudah diterapkan di sektor pariwisata saat ini, yaitu tes Covid-19 dengan hasil negatif sudah cukup efektif. Jika dikolaborasikan dengan paspor vaksin, paspor vaksin tidak perlu diwajibkan, tetapi hanya untuk menunjukkan bahwa orang tersebut telah tervaksin dengan kata lain imunitasnya dianggap sudah lebih kuat.

57 views0 comments

Comments


bottom of page