top of page
Writer's pictureadmin

SERBA-SERBI KTT ASEAN ke-33

Tema yang diangkat pada KTT ASEAN ke-33 adalah “Resilient and Innovative” yang berarti tangguh dan inovatif. Tema ini dipilih mengingat ASEAN membutuhkan kekuatan dan ketangguhan bersama untuk mengatasi tantangan seperti ancaman lintas batas yang terus meningkat seperti perubahan iklim, terorisme, dan keamanan siber. Selain itu, masyarakat ASEAN pun harus memanfaatkan teknologi dan inovasi sebagai sumber-sumber pertumbuhan dan pembangunan demi memperbaiki kehidupan.

ASEAN (Association of South East Asia Nations) atau disebut juga sebagai Perbara (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) ini merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Layaknya organisasi pada umumnya, ASEAN pun memiliki struktur organisasi yang sesuai dengan deklarasi Bangkok, salah satunya adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).


Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN merupakan pertemuan puncak antara para pemimpin negara-negara anggota ASEAN atau Perbara. KTT ASEAN ini akan membahas perkembangan dan akan pengembangan ekonomi dan kebudayaan antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Sejak berdirinya organisasi ASEAN pada tahun 1967, KTT ASEAN sudah berlangsung sebanyak 33 kali. Dari pertemuan-pertemuan tersebut menghasilkan berbagai perjanjian dan deklarasi untuk berbagai hal yang mencakup banyak aspek kehidupan bangsa. KTT ASEAN pertama kali dilaksanakan di Bali, Indonesia pada tanggal 23-24 Februari 1976. Sedangkan pada tahun ini, KTT ASEAN yang ke-33 diselenggarakan pada tanggal 11-15 November 2018 di Singapura.


Perdana Menteri Lee Hsien Loong dari Singapura memimpin upacara pembukaan KTT ASEAN tahun ini. Sebagaimana KTT ASEAN sebelumnya, KTT ASEAN kali ini dihadiri seluruh kepala negara ASEAN beserta negara-negara mitra seperti China, India, Rusia, Korea, Jepang, Amerika Serikat, serta organisasi-organisasi internasional seperti PBB, Uni Eropa, dan IMF. Acara utama KTT ASEAN diselnggarakan di Suntec Singapore Convention Centre. Selain acara utama, beberapa pertemuan pun terkait seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), KTT Asia Timur (EAS) dan Festival Fintech juga berlangsung selama acara 5 hari di Singapura secara bersamaan.


Tema yang diangkat pada KTT ASEAN ke-33 adalah “Resilient and Innovative” yang berarti tangguh dan inovatif. Tema ini dipilih mengingat ASEAN membutuhkan kekuatan dan ketangguhan bersama untuk mengatasi tantangan seperti ancaman lintas batas yang terus meningkat seperti perubahan iklim, terorisme, dan keamanan siber. Selain itu, masyarakat ASEAN pun harus memanfaatkan teknologi dan inovasi sebagai sumber-sumber pertumbuhan dan pembangunan demi memperbaiki kehidupan.

Pada KTT ASEAN ke-33, membahas tujuh kesepakatan diantaranya adalah pertama, ASEAN Smart Cities Framework (kerangka kota cerdas). Kedua, ASEAN Declaration on Promoting Green Jobs for Equity and Inclusive Growth of ASEAN Community (ASEAN mendorong pemerataan dan pertumbuhan inklusif di ASEAN). Ketiga, ASEAN Enabling Masterplan 2025, mainstreaming the Rights of Person with Disabilities (ASEAN merumuskan Masterplan 2025, mengarusutamakan Hak Penyandang Disabilitas). Keempat, ASEAN Joint Statement on Climate Change to the 24th Conference for the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) (Kerangka kerja konvensi perubahan iklim PBB). Kelima, ASEAN Joint Statement to the Fourteenth Meeting of the Conference of the Parties to the Convention on Biological Diversity (Pernyataan bersama ASEAN pada pertemuan ke-14 konferensi para pihak konvensi keanekaragaman hayati). Keenam ASEAN Declaration on the Adoption of the ASEAN Youth in Climate Actions and Disaster Resilience Day (Deklarasi adopsi pemuda ASEAN dalam aksi iklim dan Hari Kesiapsiagaan Bencana). Yang terakhir, Declaration on the Guidelines on Consular Assistance by ASEAN Member States Missions in Third Countries to Nationals of Other ASEAN Member States (Deklarasi Pedoman Bantuan Konsuler oleh Utusan Negara Anggota ASEAN di Negara Ketiga Hingga Negara di Luar ASEAN).

Semantara fokus Indonesia sendiri dalam KTT ASEAN tahun ini yaitu berfokus kepada sejumlah isu internasional. Isu-isu tersebut antara lain perihal Indo-Pacific dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif di Kawasan (RCEP). Menteri Retno Marsudi pun tidak ketinggalan menyinggung tentang pembelaan kemerdekaan Palestina dalam KTT ASEAN tersebut. Begitu juga dengan isu Rakhine State Myanmar sebagai isu kawasan Asia Tenggara juga disampaikan secara langsung oleh Presiden Indonesia dalam sesi pleno. Selain itu, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara sahabat.



Selain itu terdapat salah satu yang menarik dari KTT tahun ini yaitu adanya upacara penganugerahan Hadiah Utama ASEAN. Hadiah ASEAN bertujuan untuk mengakui pencapaian dan kontribusi inspirasi dari individu atau organisasi yang memupuk identitas ASEAN, mempromosikan semangat ASEAN, dan memperjuangkan jalannya ASEAN. Penerima akan diumumkan selama upacara pembukaan dan akan disajikan dengan Piala Hadiah ASEAN serta hadiah uang sebesar USD20.000.

Menghormati kontribusi yang patut dicontoh untuk tujuan komunitas ASEAN yang inklusif, ASEAN menganugerahkan Penghargaan ASEAN yang pertama kepada Ms. Erlinda Uy Koe, seorang pemimpin komunitas yang berdedikasi dari Filipina. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Sekretaris Jenderal (SG) ASEAN, Dato Lim Jock Hoi, hadir untuk mempresentasikan Hadiah pada upacara pembukaan KTT ke-33 ASEAN di Singapura. Hadiah ASEAN ini pun dikelola langsung oleh Sekretariat ASEAN. Para sponsor untuk Hadiah ASEAN 2018 adalah Temasek Foundation Connections dari Singapura, Perusahaan Ayala dari Filipina dan Yayasan Hasanah dari Malaysia.


Pada upacara penutupan KTT ASEAN ke-33 pada tanggal 15 November 2018 di Singapura, Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyerahkan Ketua ASEAN kepada Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayut Chan-o-cha.


-Penulis

Amelia Ayu Lestari

Staff Divisi Riset dan Data 2017/2018

893 views0 comments

Comments


bottom of page