Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana adanya hak pengambilan keputusan bagi warga negaranya secara setara. Demokrasi mengizinkan warga negara berpatisipasi penuh baik secara langsung maupun melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Seperti halnya dengan regional kawasan lain, ASEAN juga memiliki karakteristik dan peran penting dalam hubungan antar negara di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, hukum, sosial, hingga budaya. ASEAN adalah komunitas regional yang beranggotakan 10 negara di Asia Pasifik, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Filipina. Kesepuluh negara tersebut bergabung dan mendirikan ASEAN dengan tujuan agar terbentuknya hubungan yang harmonis dan mampu bekerjasama membangun peradaban yang bisa mengintegrasi perdamaian antar negara di dalam regional maupun diluar ASEAN. Selain itu juga agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan mendukung perkembangan kebudayaan antar negara. Meski demikian, antar negara anggota wajib memegang prinsip mutlak yang telah disepakati bersama. Pada awalnya, ASEAN didirikan oleh 5 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura melalui Deklarasi Bangkok dan mengadakan pertemuan di Bangkok, Thailand. Meski begitu, ASEAN memiliki sistem demokrasi yang seharusnya bisa disesuaikan dengan pencapaian politik dan sosial budaya negara – negara di kawasan ini.
Komunitas ASEAN sampai saat ini sudah cukup berkembang dengan mandiri. Berbagai pertemuan seperti KTT ASEAN telah meningkatkan kerjasama dan meresolusikan permasalahan antar negara. Sebagai sebuah lembaga, ASEAN masih perlu perbaikan yang cukup signifikan. Tampaknya, beberapa negara – negara anggota masih kurang bisa memberikan kepercayaan penuh pada ASEAN dikarenakan beberapa sektor belum sepenuhnya mampu diatasi dalam kerjasama ASEAN. Kiranya, sebagian warga ASEAN juga masih kurang memahami betul seperti apa jati diri ASEAN sehingga mereka juga kurang mencerminkan identitas sebagai warga negara yang menjadi anggota ASEAN. Selain itu, komunikasi lintas budaya dalam masyarakat ASEAN tampaknya perlu peningkatan lebih karena hal ini belum berjalan dengan baik dan beriringan. Masing – masing negara pun di dalam masyarakatnya saja kurang menyikapi nasionalisme.
Tantangan yang paling berat adalah dominasi negara – negara lain di luar ASEAN yang memiliki pengaruh kuat. Hal ini membuat sebagian negara anggota cukup rentan dengan penguasaan dari luar tersebut. Tetapi, kembali pada masing – masing negara, mereka disibukkan dengan urusan dalam negerinya sendiri. Penyebabnya dikarenakan ASEAN masih kurang mengimbangi komunitas regional lain seperti EU. Walaupun diantara negara – negara anggota mempunyai latar belakang yang berbeda, tetapi pada hakikatnya komunikasi dan identitas regional harus tetap terjaga. Namun, rupanya ini masih kurang. Terutama pada lintas budaya. Kerjasama lintas budaya seharusnya bisa sama – sama menjaga eksistensi sebagai identitas ASEAN. Karena tujuan untuk memajukan komunikasi lintas budaya ini tidak diimplemntasikan dengan baik. Hal ini juga dikarenakan berbagai permasalahan internal dalam negara masing – masing. Lintas budaya ini agaknya terhambat karena setiap negara kurang bisa menghargai, seperti negara Indonesia dengan Malaysia yang terkadang bersiteru dengan masalah kebudayaan. Agar tujuan ASEAN dapat menjadi nyata dan maju seperti regional lain, kiranya perlu pengawasan yang tepat dalam arus masuknya antar budaya di setiap antar negara.
Sebaiknya, meski memang harus mencerminkan identitas ASEAN bagi masyarakat negara anggota tetapi nasionalisme masing – masing tetap terjaga. Komunikasi lintas budaya bisa dilakukan dengan pertukaran budaya dan sebagainya sebagai mitra untuk memajukan ASEAN.
- Penulis
Khairunnisa Firdausi
UPN Veteran Yogyakarta
Peringkat 10 Call for Essay KOIN 2018
Comentarios